Bank Dunia: Kuartal Ketiga Awal Pertumbuhan

Donang Wahyu|KATADATA
Lalu lintas di kawasan bisnis Jakarta.
Penulis: Muchamad Nafi
22/10/2015, 16.15 WIB

KATADATA - Bank Dunia memperkirakan kuartal ketiga tahun ini menjadi awal tumbuhnya ekonomi Indonesia setelah lesu terseret kondisi ekonomi global. Menurut Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop, hal itu dipicu oleh belanja pemerintah yang mulai membaik.

Dia menghitung pada kuartal ini ekonomi Indonesia meningkat 0,1 persen menjadi 4,8 persen. Belanja pemerintah untuk membangun infrastruktur dasar telah mendorong investasi.Belanja pemerintah untuk membangun infrastruktur dasar telah mendorong investasi. Anggaran belanja diperkirakan naik 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut dia, perbaikan seperti ini semestinya menunjang pertumbuhan ekonomi.

Dengan terciptanya infrastruktur baru, Bank Dunia memperkirakan investasi yang saat ini baru tumbuh 3,2 persen akanmakin meningkat. Namun, secara keseluruhan, sepanjang 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,7 persen. Angka tersebut mucul lantaran ekonomi pada kuartal pertama dan kedua hanya mencapai 4,7 dan 4,67 persen.

Dengan membaiknya kondisi di akhir 2015, Ndiame memperkirakan ekonomi akan terus tumbuh pada tahun depan hingga 5,3 persen. “Akan mulai pick up pada kuartal tiga. Ekspektasi kami, akan ada kenaikan 0,1 persen pada kuartal,” kata Ndiame dalam Indonesia Economic Quarterly di Energy Building, Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menyatakan proyeksi yang rendah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan oleh rendahnya harga komoditas. Faktor lainnya yaitu melambatnya investasi dan konsumsi domestik.

Pada 2016, dia melihat ada tantangan kebijakan moneter Amerika Serikat dan perlambatan mitra dagang seperti Cina. Rodrigo juga khawatir pelemahan rupiah semakin menekan sektor swasta.

Karena itu dia mendukung reformasi regulasi dan birokrasi untuk mendorong investasi dan ekspor. "Termasuk memperkuat iklim investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor manufaktur dan pariwisata yang selama ini kurang digali, harus diperbaiki untuk meningkatkan pendapatan dan mencegah defisit transaksi berjalan melebar begitu pertumbuhan menguat."

Sebelumnya, Bank Dunia telah memetakan empat hal mempengaruhi ekonomi Indonesia hingga tahun depan. Pertama, gejolak ekonomi global yang berpengaruh terhadap harga komoditas. Kedua, investasi pemerintah yang harus ditingkatkan untuk mendorong daya beli masyarakat.

Ketiga, risiko gejolak pasar global, terutama ketidakpastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Rate) dan perlambatan ekonomi Cina. Dan keempat, tekanan terhadap rupiah yang membuat daya beli masyarakat menurun.

Reporter: Desy Setyowati