KATADATA ? Setelah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengambil alih Blok Mahakam, PT Pertamina (Persero) kembali mengincar blok migas lain yang masa kontraknya akan berakhir. Salah satu blok yang sedang diincar adalah Blok Sanga-Sanga, yang masih dalam satu wilayah Kalimantan Timur.
"Di antara semua, rasanya mayoritas kami tertarik. Kemudian ada satu yang tertarik, Sanga-Sanga," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/5).
Menurut dia ada beberapa aspek yang akan menjadi pertimbangan Pertamina dalam mengambilalih blok yang akan habis masa kontraknya. Aspek pertama dari sisi cadangan migas yang ada, baik yang sudah terbukti maupun yang masih dalam prospek, termasuk operasionalnya.
Aspek kedua mengenai pola operasi migas. Jika dimungkinkan blok tersebut dapat diintegrasikan dengan lapangan milik Pertamina, sehingga lebih efektif dan efisien dalam pengelolaannya. Aspek ketiga adalah aspek keuangan. Blok yang akan diambilalih diharapkan dapat menambah keuntungan serta memperkuat cashflow perusahaan.
Blok Sanga-Sanga terletak di provinsi yang sama dengan Blok Mahakam, yakni Kalimantan Timur. Cadangan minyaknya masih ada 13.232 MSTB (thousand stock tank barrel) dan cadangan gasnya 448,96 miliar kaki kubik (BSCF). Sementara produksinya masih sebesar 16.733 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Kontrak Blok Sanga-Sanga akan berakhir 2018, yang saat ini masih dipegang oleh Vico sebagai operator. Adapun pemegang saham blok ini terdiri dari BP East Kalimantan sebesar 26,25 persen, Lasmo Sanga Sanga (26,25 persen), Virginia Indonesia Co LLC(7,5 persen), OPICOIL Houston Inc (20 persen), Universe Gas & Oil Company (4,37 persen), Virginia International Co LLC (15,63 persen).
Untuk mengambil alih blok tersebut, Dwi mengaku Pertamina sudah memiliki kesiapan operasional, termasuk dalam hal pendanaan. Dia menyebut Pertamina menguasai dengan baik aspek teknis, geologi dan sosial dalam pengelolaan lapangan migas yang ada di seluruh Indonesia. Dari segi teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM), Pertamina telah memiliki tenaga ahli untuk hulu migas, yang terdiri dari 17 orang berlatar pendidikan S3 dan 523 orang berpendidikan S2.
Pertamina juga mengklaim memiliki pengalaman mengambilalih kelola blok terminasi. Seperti di OffShore North West Java, yang sebelumnya dioperasikan oleh BP Indonesia. Saat blok tersebut diambil alih Pertamina pada 2009, produksinya masih 23.000 barel per hari. Hingga tahun lalu, produksinya sudah meningkat hingga mencapai 34.000 barel per hari. Begitu pun yang terjadi di Blok West Madura dan Siak.
Pertamina merasa yakin, bisa meningkatkan produksi blok migas yang sedang diincarnya. Dwi berharap jika Pertamina bisa dipercaya untuk mengambil alih blok-blok migas yang kontraknya berakhir, akan bisa meningkatkan persentase produksi Pertamina dari total produksi nasional. Saat ini produksi Pertamina baru mencapai 24 persen dari total produksi nasional. Masih jauh dibandingkan Petronas yang mencapai 33 persen produksi nasional Malaysia.
"Roadmap kami untuk 2019 sudah harus di atas 40 persen, 2025 di atas 50 persen. Kami bisa kejar 60 persen," ujar dia.
Pemerintah telah memberikan prioritas kepada Pertamina untuk mengelola blok migas yang kontraknya berakhir. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Nomor 15 Tahun 2015.
Data Kementerian ESDM mencatat ada 35 blok migas yang kontraknya akan habis dalam waktu 2015 hingga 2035. Blok-blok migas tersebut adalah:
- Gebang JOB (2015)
- North West Java Sea PC (2017)
- Mahakam Block (2017)
- Lematang Block (2017)
- Tuban (2018)
- Ogan Komering (2018)
- Sanga-sanga Block (2018)
- South East Sumatera (2018)
- B Block (2018)
- NSO/NSO Extension (2018)
- Tengah Block (2018)
- East Kalimantan (2018)
- Pendopo dan Raja (2019)
- Bula (2019)
- Seram Non Bula (2019)
- Jambi Merang (2019)
- South Jambi Blok B (2020)
- Brantas (2020)
- Salawati Kepala Burung (2020)
- Malacca Strait (2020)
- Makassar Strait (2020)
- On Shore Salawati Basin (2020)
- Bentu Segat (2021)
- Rokan (2021)
- Selat Panjang (2021)
- Tarakan Block East Kalimantan (2022)
- Coastal Plains and Pekanbaru (2022)
- Muturi (2022)
- Tungkal Block (2022)
- Sengkang Block (2022)
- Corridor (2023)
- Riau (2023)
- Wiriagar Block (2023)
- Jabung (2023)
- Bangko Block (2025)