KATADATA ? Meski realisasi laba pada kuartal pertama cukup rendah, PT Pertamina (Persero) optimistis masih bica mencetak laba hingga US$ 1,7 miliar pada tahun ini. Angka ini naik 13,33 persen dari pencapaian laba tahun lalu sebesar US$ 1,5 miliar.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan kinerja operasi perseroan sebenarnya relatif stabil dari akhir tahun lalu. Kinerja keuangan yang tidak terlalu bagus pada kuartal pertama tahun ini disebutnya lebih karena faktor eksternal, yakni harga minyak mentah yang anjlok yang cukup signifikan.
"Laba pada akhir tahun lalu tergerus cukup besar sebagai dampak penurunan harga minyak. Ini masih berdampak pada kuartal pertama 2015," ujar dia seperti dikutip Investor Daily, Kamis (30/4).
Pada kuartal pertama ini, laa Pertamina tercatat hanya US$ 28 juta, jauh dari target kuartal pertama dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) seesar US$ 427 juta. Rendahnya laa lantara perseroan masih menanggung rugi akiat stok minyak dan bahan bakar minyak (BBM) yang dibeli ketika harga minyak mentah masih tinggi.
Meski demikian, menurut Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman, kinerja keuangan perusahaan akan mulai membaik pada kuartal kedua nanti. Pada Maret ini saja, perseroan sudah berhasil membukukan laba seesar US$ 240 juta. Sehingga pada kuartal kedua 2015 ini, pihaknya optimis bisa mencapai US$ 500-700 juta.