KATADATA ? Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan program Tol Laut sudah mulai berjalan sejak bulan lalu. Ada dua rute bagian dari Tol Laut yang sudah mulai beroperasi.
Direktur Transportasi Bappenas Bambang Prihartono mengatakan dua rute Tol Laut yang telah mulai berjalan adalah Sorong?Waisai dan Surabaya?Makassar. Pemerintah berharap dua rute ini akan menjadi pilot project rute-rute Tol Laut lainnya.
"Untuk 2 rute ini istilahnya Short Sea Shipping," kata Bambang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (26/3).
Pemerintah menunjuk PT Pelni (Persero) untuk melayani dua rute tersebut. Dananya menggunakan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pada perusahaan tersebut tahun ini sebesar Rp 500 miliar. Pelni juga mendapat anggaran PSO (Public Service Obligation) sebesar Rp 1,6 triliun.
Pelni melayani dua rute tersebut dengan jadwal pelayaran dua kali sehari. Kapal-kapal Pelni tersebut nantinya akan mengangkut orang dan juga barang. Sehingga diharapkan disparitas harga barang akan dapat tertekan dengan sendirinya.
Penunjukkan Pelni untuk mempelopori program Tol Laut, karena belum ada pihak swasta yang bersedia. Harapannya, perusahaan pelayaran swasta bisa ikut dalam rute-rute lain, agar program Tol Laut ini bisa berjalan.
Bambang mengakui bahwa program Tol Laut masih terpisah, dan baru di mulai di Indonesia Timur. Bahkan hub pelabuhan utama pun belum tersambung. Dia memastikan seluruh program Tol Laut ini bisa terhubung pada 2016-2017.
Short Sea Shipping (pelayaran jarak pendek), bersama Pelayaran Rakyat (Pelra), merupakan alternatif pendorong turunnya disparitas harga antar kepulauan. Pemerintah berharap ini bisa berjalan bersamaan dengan pengembangan pelabuhan besar dan juga.
Tol laut adalah penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua. Penghubung pelabuhan-pelabuhan tersebut menggunakan kapal-kapal berukuran besar, sehingga diperoleh manfaat ekonomisnya.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, disebutkan ada 24 pelabuhan yang akan mendukung tol laut. 24 pelabuhan ini terdiri dari lima pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder.
Pelabuhan yang menjadi hub tol laut terdiri dari Pelabuhan Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung. Pelabuhan yang menjadi feeder tol laut terdiri dari Pelabuhan Malahayati, Batam, Jambi, Palembang, Panjang, Teluk Bayur, Tanjung Emas, Pontianak, Banjarmasin, Sampit, Balikpapan/Kariangau, Samarinda/Palaran, Tenau/Kupang, Pantoloan, Ternate, Kendari, Sorong, Ambon,dan Jayapura.