KATADATA ? Dua badan usaha milik negara (BUMN) akan bekerjasama membangun rumah susun sederhana milik (rusunami) di areal Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Pembangunan rusunami tersebut rencananya akan dibangun oleh Perum Perumnas (Persero) bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Pembangunan rusunami di daerah dekat stasiun Tanjung Barat itu diharapkan dapat mengurai kemacetan. Selain itu masyarakat memperoleh tempat tinggal yang dekat dengan transportasi publik.
Pembangunan rusunami ini sebenarnya sudah diwacanakan pada 2012 oleh Direktur Utama KAI saat itu, Ignasius Jonan. Rencana ini belum berjalan, karena status tanah seluas 1,1 hektare tersebut masih menjadi milik Kementerian Perhubungan. Padahal saat itu KAI dan Perumnas sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk pembangunan rusunami dekat stasiun, dimulai dari Tanjung Barat.
Sekarang rencana tersebut kembali muncul dan masih menghadapi kendala yang sama, yakni masalah kepemilikan lahan. Namun, kendala ini akan bisa diatasi, mengingat Jonan sudah menjadi Menteri Perhubungan.
Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, untuk mengatasi masalah ini, pemerintah akan terlebih dahulu mengalihkan kepemilikan tanah tersebut. "Nanti kami alihkan untuk PT KAI, agar bisa dimanfaatkan masyarakat bawah dan menengah," kata dia di Kementerian BUMN, Senin (23/2).
Direktur Keuangan PT KAI Kurniadi Atmosasmito mengatakan, selain dibangun di Tanjung Barat, ke depannya akan ada 63 titik stasiun yang bisa dibangun rusunami. Untuk mengalihkan kepemilikan lahan dari Kementerian Perhubungan ke KAI, nantinya akan melalui proses penyertaan modal negara (PMN). Namun, dia belum bisa memberikan besaran nilai tanah tersebut.
"Pakai PMN lah kira-kira begitu. Tapi itu kan urusan menteri keuangan," ujar dia.
Sementara Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto menjelaskan, tanah seluas 1,1 hektare akan dibangun dua menara rusunami, dengan total sebanyak 260 unit kamar. Setiap menara akan memiliki ketinggian hingga 16 lantai.
"Satu unit untuk tipe 21 sebesar Rp180 juta. Harga per meternya mencapai Rp 9 juta," kata dia.
Nantinya, Perumnas juga akan menyewa tanah tersebut kepada PT KAI setiap tahunnya.
Himawan berharap pembangunan rusunami tersebut bisa dimulai pada akhir kuartal II-2015. Adapun dana yang dibutuhkan untuk membangun satu menara rusunami mencapai Rp 60 miliar sampai Rp 70 miliar.