Pemerintah Hemat Rp 17,5 Triliun dari Subsidi BBM 2014

Arief Kamaludin|KATADATA
realisasi subsidi secara keseluruhan pada 2014 tercatat sebesar Rp 341,8 triliun, atau 97,5 persen dari alokasi subsidi sebesar Rp 403 triliun.
Penulis: Safrezi Fitra
5/1/2015, 20.37 WIB

KATADATA ? Pemerintah mencatat realisasi sementara subsidi bahan bakar minyak (BBM) sepanjang 2014, hanya Rp 229 triliun. Angka ini lebih rendah dari yang dialokasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar Rp 246,5 triliun.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi pada 18 November 2014, pemerintah bisa menghemat Rp 17,5 triliun dari subsidi tahun lalu. Penghematan ini bisa membantu pemerintah mengatasi besaran defisit APBN-P 2014.

"Sebenarnya dengan penurunan harga minyak dan kebijakan penyesuaian harga itu mendorong penghematan sebesar itu (Rp 17,5 triliun)," ujar Bambang di Jakarta, Senin (5/1).

Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sepanjang 2014 tercatat sebesar US$ 97 per barel. Lebih rendah dari asumsi ICP dalam APBN-P 2014 yang mencapai US$ 105 per barel. Penghematan juga

Menurut Bambang, pemerintah memutuskan menggunakan hasil penghematan tersebut untuk melunasi utang ke PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 10 triliun. Makanya realisasi subsidi tahun lalu tercatat menjadi Rp 339,9 triliun, karena ditambah pembayaran utang tersebut.

Pelunasan utang kepada Pertamina sebesar Rp 43 triliun ini  dilakukan secara bertahap. Tahun ini rencananya pemerintah akan membayar Rp 25 triliun, dan sisanya Rp 8 triliun dibayar pada 2016.

Bambang juga mengatakan penghematan terjadi pada keseluruhan subsidi. Penghematan tidak hanya terjadi pada subsidi BBM, tapi subsidi listrik. Realisasi subsidi listrik hanya Rp 101,8 triliun, atau 98 persen dari alokasinya Rp 103,8 triliun. Subsidi non energi pun hanya Rp 51 triliun, atau 96,4 persen dari pagu anggaran.

Dengan demikian, realisasi subsidi secara keseluruhan pada 2014 tercatat sebesar Rp 341,8 triliun, atau 97,5 persen dari alokasi subsidi sebesar Rp 403 triliun. 

Reporter: Petrus Lelyemin