Tim Reformasi Rekomendasikan Subsidi BBM Dialihkan ke Pertamax

KATADATA
Tim Reformasi Tata Kelola Migas Nasional merekomendasikan pengalihan subsidi dari premium ke pertamax.
22/12/2014, 10.49 WIB

KATADATA ? Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Nasional merekomendasikan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Tim menyarankan agar pemberian subsidi dialihkan kepada BBM jenis pertamax.

Ketua Tim Reformasi Faisal Basri mengatakan, pengadaan premium atau RON 88 lebih mahal ketimbang pertamax. Selama ini, Indonesia mengimpor BBM dengan kualitas lebih tinggi, yakni Mogas 92 yang kemudian dicampur di kilang dalam negeri menjadi bensin jenis premium.

Impor Mogas 92 dilakukan lantaran sebagian besar kilang di dalam negeri hanya dapat memproduksi bensin premium. Namun yang jadi persoalan, harga patokan impor tersebut mengacu pada harga rata-rata BBM jenis pertamax atau RON 92. Harga rata-rata itu mengacu pada harga transaksi di bursa Singapura (MoPS).

?Indonesia merupakan satu-satunya pembeli bensin RON 88 di kawasan Asia Tenggara, tapi tidak memiliki kekuatan dalam pembentukan harga MoPS Mogas 92 yang menjadi patokan harga bensin RON 88,? kata dia.

Menurut Faisal, dengan mengalihkan subsidi ke BBM jenis pertamax, maka patokan yang digunakan untuk menghitung harga rata-rata BBM menjadi lebih sesuai dengan dinamika pasar. ?Formula perhitungan harga patokan menjadi lebih sederhana dan proses importasi BBM tidak memerlukan proses pencampuran (blending),? kata dia.

Tim Reformasi mengusulkan besaran subsidi  BBM jenis RON 92 bersifat tetap. Adapun untuk subsidi BBM jenis solar untuk transportasi umum dan angkutan barang tidak dilakukan perubahan. ?Kebijakan subsidi untuk minyak solar dapat menggunakan pola penetapan harga yang berlaku sekarang.?

Reporter: Arnold Sirait