The Fed Tunda Tapering, Pasar Tetap Harus Waspada

KATADATA
KATADATA
Penulis:
Editor: Arsip
19/9/2013, 14.06 WIB

KATADATA ? Pelaku pasar tetap harus waspada meskipun Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk menunda pengurangan stimulus (tapering). Penundaan hanya berlangsung sementara, dan pengurangan stimulus pasti akan terjadi dalam waktu cepat atau lambat.
 
Budi Hikmat, Direktur Bahana TCW Investment, mengatakan investor perlu melunakkan ekspektasinya. Ini dikarenakan pergerakan indeks saham tetap dibatasi oleh kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
 
?Kita berharap pemerintah konsisten melakukan diversifikasi energi, perbaikan infrastruktur, membatasi subsidi BBM, serta melakukan stabilisasi harga pangan,? kata Budi saat dihubungi Katadata.
 
Dengan kebijakan The Fed tersebut, permasalahan defisit neraca transaksi berjalan untuk sementara memang mereda. Namun, menurutnya, hal itu tetap berisiko menimbulkan persepsi negatif bahwa perekonomian Indonesia sudah terlalu panas.
 
Menurutnya, penundaan tapering memberikan peluang likuiditas kembali ke emerging market, termasuk Indonesia. Ini sudah diindikasikan dengan kenaikan indeks exchange traded fund (ETF) sebesar 9,5 persen semalam. ETF merupakan kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa.
 
Pada perdagangan sesi pertama, indeks harga saham gabungan ditutup menguat 194,95 poin (4,57 persen) ke posisi  4658,2. Begitu juga dengan rupiah yang diperdagangkan di kisaran harga Rp 10.905-Rp 11.350.  
 
Secara fundamental, kata Budi, kebijakan The Fed tersebut dapat mengurangi tekanan terhadap aliran dana keluar yang mengikikis cadangan devisa. Dalam delapan bulan, cadangan devisa berkurang US$ 19,78 miliar dari US$ 112,78 miliar pada awal Januari menjadi US$ 93 miliar per Agustus.
 
?Yang terjadi lebih dulu memang pada tataran sentimen yang positif. Bila terus berlanjut maka akan fundamental yang positif.?

Reporter: Aria W. Yudhistira