Pemerintah Jokowi Perlu Antisipasi Kebijakan The Fed

Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
3/9/2014, 14.29 WIB

KATADATA ? Indonesia perlu mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS). Diperkirakan the Federal Reserve akan mengeluarkan kebijakan tersebut pada awal tahun depan.

Ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengatakan, dampak dari kebijakan tersebut sudah terlihat dari pergerakan nilai tukar rupiah. ?Itulah sebabnya rupiah sejak Mei sulit terapresiasi,? kata dia di Jakarta, Rabu (3/9).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan berkah dari kebijakan pembelian surat-surat berharga atau quantitative easing yang dilakukan pemerintah AS sejak krisis ekonomi pada 2008. Hal ini menyebabkan mengalirnya dana ke negara-negara yang sedang berkembang (emerging market).

Membaiknya kondisi perekonomian AS diprediksi menyebabkan terjadinya pembalikan aliran dana keluar dari negara-negara emerging market. ?Ada tanda-tanda pertumbuhan AS perform di atas 2 persen, malah mengarah 2,5 persen,? tutur Tony.

Dia menyebutkan ada dua problem utama yang dihadapi Indonesia saat ini terkait rencana the Fed tersebut. Pertama, defisit neraca transaksi berjalan yang sudah terjadi sejak akhir 2011. Jika ini terus berlangsung bisa mengakibatkan cadangan devisa tergerus.

Kedua, tingginya alokasi anggaran subsidi energi yang jika tidak dikendalikan dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah. Untuk itu, mau tak mau mesti ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

?Menaikkan harga BBM yang lakukan adalah SBY karena APBN 2014 kan dia nikmati sampai Oktober. Dia yang eksekusi. Saya usul disampaikan bareng Pak Jokowi supaya APBN kita sehat,? kata Tony.

Thomas T Lembong, CEO & Managing Partner Quvat Capital, mengatakan kepemimpinan Jokowi sangat ditunggu oleh para pelaku pasar, terutama asing. Dia dinilai reformis karena ingin memotong ekonomi biaya tinggi dengan menciptakan alur distribusi yang ringkas melalui konsep tol laut.

Menteri Keuangan Chatib BAsri sebelumnya mengatakan, tantangan yang dihadapi pemerintahan baru tahun depan akan lebih berat. Kebijakan the Fed menaikkan suku bunga akan menyebabkan likuiditas makin ketat.

(Baca: Menkeu: Tahun Depan, Likuiditas Lebih Ketat)

Reporter: Desy Setyowati