Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar spot pagi ini, Selasa (2/6) menguat 0,86% ke level Rp 14.485 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah mendapatkan dorongan dari pelemahan dolar AS akibat kondisi demo yang berujung rusuh di AS.
Mengutip Bloomber, kurs rupiah bergerak semakin perkasa ke level Rp 14.460 per dolar AS hingga pukul 09.15 WIB.
Tak hanya rupiah, hampir keseluruhan mata uang Asia menguat pagi ini. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Singapura 0,05%, dolar Taiwan 0,17%, won Korea Selatan 0,15%, peso Filipina 0,08%, rupee india 0,09%, yuan Tiongkok 0,12%, ringgit Malaysia 0,56%, dan baht Thailand 0,05%. Hanya yen Jepang yang melemah 0,03%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah mendapatkan dorongan penguatan terhadap dolar AS karena kondisi demo rusuh di sana. "Demo tersebut berpotensi menganggu aktivitas ekonomi AS," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (6/2).
(Baca: Kerusuhan Pecah di AS, Trump Ancam Kerahkan Ribuan Militer)
Saat berita ini ditulis, dolar AS turun 0,02% ke level 97,81. Tak hanya terhadap mata uang Asia, mata uang Paman Sam juga terpantau anjlok 0,09% terhadap Euro, serta 0,08% terhadap pound Inggris dan dolar Kanada,.
Selain itu, sambung dia, pasar juga masih merespon positif rencana pembukaan kembali sebagian aktivitas ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung. Sebagaimana diketahui, Indonesia pun berencana menerapkan kebijakan normal baru alias new normal.
(Baca: Dampak Trump Cabut Status Khusus Hong Kong Bagi Ekonomi AS & Tiongkok)
Namun di sisi lain, Tjendra menyebut potensi perang dagang AS dan Tiongkok bisa menahan penguatan rupiah. "Tadi ada kabar dari sumber Reuters, kemungkinan Pemerintah Tiongkok menunda pembelian barang pertanian dari AS," ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya memperkirakan kurs rupiah hari ini berpotensi menuju kisaran support Rp 14.500 - 14.450 per dolar AS. Sementara potensi resisten di kisaran Rp 14.700 per dolar AS.