Sri Mulyani Godok Bantuan Pendidikan Online Bentuk Pulsa hingga Ponsel

Katadata
Sri Mulyani dalam acara "Gotong Royong #JagaUMKMIndonesia: Stimulus Pemerintah Untuk Perkuat UMKM", Selasa (11/8).
11/8/2020, 11.34 WIB

Pemerintah tengah menggodok bantuan pendidikan dalam bentuk pulsa hingga ponsel untuk membantu pelajar dari keluarga miskin yang selama ini kesulitan melakukan kegiatan pembelajaran daring. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang sangat besar, termasuk di sektor pendidikan. Saat ini, para pelajar hingga mahasiswa mayoritas tidak bisa pergi ke sekolah dan terpaksa belajar dari rumah sehingga  membutuhkan akses pembelajaran secara daring.

Namun, hingga kini masih terdapat sebagian dari mereka  yang tidak bisa mendapatkan akses kepada pembelajaran daring. "Maka dari itu kami sedang pecahkan bersama kementerian terkait bagaimana kami bisa membantu," kata Sri Mulyani dalam acara "Gotong Royong #JagaUMKMIndonesia: Stimulus Pemerintah Untuk Perkuat UMKM", Selasa (11/8).

Menurut dia, masih banyak pelajar yang tidak mampu membayar pulsa untuk mengakses kelas daring. Adapula yang tidak memiliki teknologi yang memadai untuk melakukan pembelajaran daring.

 Ia pun menekankan bantuan pendidikan akan terus diutamakan bersamaan dengan fasilitas kesehatan di tengah pandemi. "Terutama untuk keluarga miskin," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan kebijakan yang fleksibel di tengah pandemi. Salah satunya, fleksibilitas penggunaan dana bantuan operasional sekolah.

Saat ini, dana BOS dikirim langsung ke sekolah-sekolah tanpa melalui pemerintah daerah. Hal ini agar dana BOS cepat disalurkan dan dapat digunakan untuk berbagai macam penanganan dampak krisis pandemi corona.

"100% fleksibilitas bisa digunakan untuk membayar kuota, data, atau pulsa para guru dan murid," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR, Rabu (15/7).

Dana BOS juga dapat dimanfaatkan untuk pembayaran guru honorer. "Jadi yang tadinya 50% untuk honor guru dalam krisis ini dibuka restriksi. Jadi kepala sekolah bisa ada kesempatan mendukung guru yang mungkin sekarang butuh bantuan," ujarnya.

 Tak hanya itu, Nadiem menyebut dana BOS juga dapa digunakan untuk membeli alat-alat protokol kesehatan seperti masker dan handsanitizer bagi para guru dan siswa yang sudah mulai belajar secara langsung. Apalagi, ia menyadari pembelajaran jarak jauh bukan cara belajar yang efektif jika dilakukan secara permanen.

Meski demikian, ia menegaskan pembelajaran jarak jauh selama ini harus dilakukan mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. "Pembelajaran jarak jauh ini bukan hal yang kami inginkan. Justru kami ingin semua anak kembali ke sekolah secepat mungkin, tapi kenyataan dan keadaannya tidak bisa seperti itu sebab kondisi kesehatan," katanya.

Pandemi Covid-19 menuntut dunia pendidikan untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar dari rumah secara daring. Ironisnya tak seluruh satuan pendidikan di Indonesia memiliki akses listrik, apalagi internet. Sehingga banyak peserta didik yang terhambat untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah.

Reporter: Agatha Olivia Victoria