Chatib Basri Ramal Ekonomi Indonesia Tahun Depan Baru Pulih 50%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan ekonomi pada tahun depan hanya akan tumbuh separuh dari target pemerintah.
6/10/2020, 21.03 WIB

Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5% dengan memperhitungkan ketersediaan vaksin Covid-19 pada awal 2021. Namun, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri pesimistis distribusi vaksin Covid-19 akan terealisasi sesuai target pemerintah. Perekonomian pun belum akan sepenuhnya pulih pada tahun depan. 

Menurut Chatib, masyarakat masih akan beraktivitas dengan protokol kesehatan tahun depan. "Dengan protokol kesehatan, perekonomian mungkin hanya 50% sampai 75% pulih. Jadi pemulihan belum bisa 100%.," ujar Chatib  dalam acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX 2020, Selasa (6/10).

Ia memproyeksikan perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh setengah dari target pemerintah dalam APBN 2021 yang sebesar 5% atau hanya mencapai 2,5%-3%. Perkiraan tersebut dengan asumsi vaksin mulai tersedia awal tahun depan. 

Chatib menjelaskan vaksin akan diprioritaskan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat yang memiliki penyakit rentan. Distribusi pada kelompok prioritas tersebut diperkirakan Chatib membutuhkan waktu lebih dari satu tahun.  "Sedangkan yang lain, yang sehat belum bisa mendapatkan dan masih tetap harus taat protokol kesehatan," kata dia.

Meski vaksin telah didistribusikan, pemulihan ekonomi juga belum akan merata. Ekonomi baru akan mulai pulih di sejumlah daerah, antara lain Jakarta. pada tahun depan. 

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet mengatakan target pertumbuhan ekononomi di angka 5% memang tidak mudah. Salah satu tantangan adalah meningkatkan daya beli masyarakat yang sangat anjlok pada tahun ini. 

Tantangan lainnya terkait bantuan pemerintah yang belum terdistribusikan secara merata kepada kelompok yang membutuhkan. Apalagi untuk kelompok kelas menengah yang membutuhkan bantuan disamping kelompok kelas pendapatan bawah.

"Ini yang akan menjadi tantangan di tahun depan dalam mendorong konsumsi rumah tangga di tahun depan, ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Selasa (6/10).

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat mematok pertumbuhan ekonomi pada tahun depan sebesar 5% dalam kesepakatan postur sementara RAPBN 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan target tersebut menggambarkan harapan sekaligus ketidakpastian terhadap kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

"Dengan adanya perkembangan Covid-19 terutama akhir-akhir ini terlihat eskalasi ketidakpastian meningkat untuk tahun 2020 dan mungkin masih akan berlangsung di tahun 2021," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Jumat (11/9).

Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah berharap angka pertumbuhan ekonomi 5% akan menjadi faktor pendorong pergerakan seluruh sektor perekonomian nasional. Oleh sebab itu, seluruh elemen harus berupaya keras untuk mencapai target pertumbuhan tersebut. "Dengan tetap berorientasi pada sektor kesehatan dan akselerasi pemulihan ekonomi nasional, serta sektor-sektor yang terkait dengan hajat hidup orang banyak," kata Said.

Reporter: Agatha Olivia Victoria