Faisal Basri Ramal Ekonomi RI Negatif Hingga Kuartal I 2021

Arief Kamaludin|KATADATA
Ekonom Faisal Basri menilai kepastian vaksin di dalam negeri masih belum jelas sehingga konsumsi masih akan rendah.
26/11/2020, 15.19 WIB

Pemerintah masih berharap perekonomian pada kuartal keempat dapat kembali positif. Namun, Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance Faisal Basri memperkirakan kontraksi ekonomi RI berlanjut hingga kuartal I 2020. 

"Jadi RI baru akan positif pada kuartal II 2021," ujar Faisal dalam Webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021: Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi, Kamis (26/11).

Pemulihan ekonomi Indonesia, menurut dia, membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan negara-negara peers. Ini lantaran jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat dan diperkirakan akan memuncak pada Januari-Februari 2021.

Indonesia kembali mencatatkan rekor jumlah kasus baru Covid-19 pada Rabu (25/11), yakni 5.534 kasus. Sekitar 41% di antaranya berasal dari DKI Jakarta (1.273 kasus) dan Jawa Tengah (1.008 kasus).

Faisal pun menilai kepastian vaksin di dalam negeri masih belum jelas. Akibat kondisi tersebut, konsumsi masyarakat masih akan rendah. Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan ujung tombak pemulihan ekonomi. 

Adapun konsumsi yang rendah, menurut dia, tidak mencerminkan kesulitan masyarakat. Mayoritas masyarkat memilih berjaga-jaga di tengah ketidakpastian, termasuk para penerima Bantuan Langsung Tunai. Oleh karena itu, konsumsi baru akan pulih setelah ada kepastian terkait pengendalian pandemoi Covid-19. "Ini otomatis akan membantu ekonomi tumbuh positif," katanya.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdanni mengkhawatirkan pemulihan ekonomi pada 2021 akan sulit terwujud jika penanganan Covid-19 masih berjalan lambat. "Walau vaksin sudah ditemukan tapi belum bisa meningkatkann konsumsi domestik dan nasional secara signifikan. Ini yang kami khawatirkan," ujar Shinta dalam kesempatan yang sama.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria