Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,03% ke level Rp 14.105 per dolar AS pagi ini, Jumat (27/11). Rupiah melemah akibat ketidakpastian hasil efektivitas vaksin AstraZeneca.
Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing turun 0,01%, won Korea Selatan 0,09%, peso Filipina 0,04%, yuan Tiongkok 0,09%, ringgit Malaysia 0,16%, dan baht Thailand 0,1%. Sementara itu, yen Jepang menguat 0,19%, dolar Taiwan 0,01%, dan rupee India 0,04%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menyebutkan bahwa sentimen terhadap aset berisiko pagi ini cukup beragam. "Sentimen positif terhadap hasil uji vaksin mulai berkurang karena analis meragukan hasil uji vaksin Astrazeneca yang sebelumnya dilaporkan bagus," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (27/11).
Perusahaan farmasi AstraZeneca dan Universitas Oxford mengaku adanya kesalahan produksi vaksin Covid-19 buatan mereka. Hal tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan.
AstraZeneca sempat melaporkan bahwa kandidat vaksin buatannya efektif melawan pandemi 90%. Namun, saat relawan mendapat suntikan dua dosis penuh, sebagian besar percobaan hanya mendapatkan efektivitas 62%. Secara keseluruhan jika hasil digabung mencapai 70%.
Selain sentimen vaksin, menurut Ariston, kenaikan kasus Covid-19 di dunia juga membayangi pergerakan harga aset berisiko. Melansir laman resmi Worldometers, kasus positif Covid-19 bertambah 10.277 menjadi 61,3 juta hingga pukul 09.30 WIB.
Angka kematian akibat virus mematikan itu mencapai 1,44 juta. Sementara angka kesembuhan 42,39 juta.
Sementara itu, tambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Kamis (26/11) mencapai 4.917. Dengan begitu, total orang terinfeksi virus corona mencapai 516.752.
DKI Jakarta kembali menjadi satu-satunya provinsi dengan kasus baru di atas 1.000. Per 26 November 2020, angka Covid-19 di Jakarta bertambah 1.064. "Penguatan rupiah bisa saja tertahan hari ini dengan sentimen yang beragam tersebut. Penguatan bisa tipis," kata Ariston.
Di sisi lain, menurut Ariston, rupuah masih didukung neraca transaksi berjalan kuartal III 2020 yang positif dan prospek pemulihan ekonomi Indonesia di kuartal keempat. Rupiah hari ini berpotensi bergerakdi level Rp 14.050-14.180 per dolar AS.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengatakan pelaku pasar kemungkinan melakukan aksi ambil untung terhadap rupiah. "Karena penguatan sudah terjadi selama seminggu dan hari ini menjelang akhir pekan," kata Piter kepada Katadata.co.id.
Dengan aksi itu, dia pun memperkirakan penguatan kurs Garuda akan tertahan. Meski demikian, masih terdapat potensi untuk melanjutkan penguatan didukung oleh sentimen pasar yang positif karena adanya berita baik terkait vaksin.
Sesaat setelah sesi pembukaan rupiah kembali stagnan ke level penutupan kemarin sore pada level Rp 14.100 per dolar AS. Maka dari itu, Piter memproyeksikan mata uang Garuda masih akan terus tertahan di rentang Rp 14.075-14.125 per dolar AS dalam satu hari ini.