Survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru perbankan pada Februari 2021 akan meningkat. Hal tersebut terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan penyaluran kredit baru bulan ini sebesar 65,5%.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa meningkatnya penyaluran kredit baru kemungkinan terjadi pada seluruh kategori bank.
"Tertinggi pada bank pembangunan daerah (BPD) dan bank umum syariah dengan SBT masing-masing sebesar 98,6% dan 93,8%," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (19/2).
Sementara itu, berdasarkan jenis penggunaan peningkatan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan SBT masing-masing sebesar 73,3% dan 60,3%.
Adapun penyaluran kredit baru pada Januari 2021 terindikasi lebih rendah dibandingkan Desember 2020. Hasil survei penyaluran pembiayaan perbankan menunjukkan SBT penyaluran kredit baru pada Januari 2021 terkontraksi 13,9%.
Berdasarkan kelompok bank, menurunnya penyaluran kredit baru terjadi pada kategori bank umum. Sementara pada bank umum syariah dan BPD, penyaluran kredit baru Januari 2021 meningkat dengan SBT masing-masing sebesar 60,2% dan 32,6%.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada Januari 2021 diprioritaskan pada KMK dan kredit investasi (KI). Sementara berdasarkan kategori lapangan usaha, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menjadi prioritas, dikuti industri pengolahan, pertanian, kehutanan dan perikanan, serta konstruksi.
Faktor utama yang mempengaruhi perkiraan menurunnya penyaluran kredit baru pada Januari 2021 yaitu rendahnya permintaan. Hal ini terindikasi pada nilai SBT permintaan kredit baru yang tercatat sebesar 13,6%, lebih rendah dibandingkan SBT 46,7% pada Desember 2020.
Berdasarkan jenis penggunaan, permintaan diperkirakan turun pada KI dan KMK dengan SBT masing-masing -21,2% dan 2,3%. Sementara itu, permintaan baru terhadap KPR diperkirakan meningkat pada Januari 2021 dengan SBT sebesar 25,9%.
Peningkatan dipengaruhi perkiraan melambatnya permintaan kredit baru pada Januari 2021 antara lain kebutuhan pembiayaan nasabah, prospek usaha nasabah, dan suku bunga kredit.
Kebijakan penyaluran kredit alias lending standard pada Januari 2021 diprediksikan lebih longgar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard Januari 2021 yang terkontraksi 0.4%, berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya dengan SBT yang masih tumbuh 4,3%.
Pelonggaran kebijakan penyaluran kredit pada Januari 2021 dilakukan baik pada kategori debitur UMKM maupun non-UMKM, terindikasi dari nilai SBT yang tercatat negatif masing-masing sebesar 1,7% dan 0,7%. Faktor yang mempengaruhi antara lain proyeksi ekonomi ke depan, kondisi atau permasalahan sektor ril saat ini, dan potensi risiko kredit ke depan.
Proyeksi Positif Kinerja Kredit Kuartal I 2021
Untuk keseluruhan triwulan I 2021, penyaluran kredit baru diramal tumbuh positif. Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru kuartal I 2021 hasil survei periode Januari 2021 sebesar 67,4%. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan diprediksikan terjadi pada seluruh kategori bank. Sementara berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kemungkinan terjadi pada seluruh jenis kredit.
Perkiraan meningkatnya penyaluran kredit baru pada kuartal I 2021 didorong oleh optimisme terhadap perkembangan distribusi vaksin Covid-19 yang diharapkan dapat menekan penyebaran virus sehingga berdampak positif terhadap kondisi perekonomian.
Adapun kebijakan penyaluran kredit pada triwulan pertama tahun ini diproyeksikan tidak lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, pelonggaran terutama terjadi pada penyaluran KPR.
Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy menilai bahwa perbankan saat ini sedang dalam kondisi tidak mudah dalam menyalurkan kredit. "Sekarang masih dalam konteks masa pemulihan," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Jumat (19/2).
Adapun terdapat dua alasan terhambatnya penyaluran kredit baru perbankan. Pertama, ekonomi RI masih tidak pasti akibat tingginya kasus Covid-19 sehingga penyaluran kredit bisa berisiko menjadi kredit macet.
Pasien positif Covid-19 bertambah 9.039 orang per 18 Februari 2021. Dengan demikian, total kasus mencapai 1.252.685 dengan 1.058.222 pasien dinyatakan sembuh dan 33.969 orang meninggal dunia.
Kedua, permintaan kredit saat ini masih rendah. "Karena pelaku usaha saat ini alih-alih memikirkan ekspansi usaha masih fokus bertahan di tengah pandemi," ujar Yusuf.