Jokowi Sebut Kunci Ekonomi RI Bisa Naik Lewati Prediksi IMF-Bank Dunia

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/aww.
Presiden Joko Widodo menjelaskan, salah satu kunci pemulihan ekonomi adalah kemampuan bangsa dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan
Penulis: Antara
Editor: Agustiyanti
25/2/2021, 18.28 WIB

Berbagai lembaga keuangan internasional memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh 4% hingga 5%. Presiden Joko Widodo pun menyebut terdapat sejumlah syarat agar pertumbuhan ekonomi tahun ini mampu melampaui prediksi tersebut.

"Syaratnya sederhana, energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas," kata Presiden Jokowi dalam CNBC Indonesia Economy Outlook 2021 di Jakarta, Kamis (25/2).

Jokowi menjelaskan, salah satu kunci pemulihan ekonomi adalah kemampuan bangsa dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Selain itu, melaksanakan kebijakan 3T yakni test (pengujian), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan). Kedua prinsip kebijakan itu harus dioptimalkan guna menekan tingkat penularan COVID-19 agar pandemi segera berlalu.

Di saat yang sama, pemerintah juga sedang menggelar besar-besaran vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity). Jokowi menyebut, Indonesia termasuk dalam salah satu negara yang terdepan melaksanakan vaksinasi Covid-19.

"Kita harus bekerja keras untuk memperoleh vaksin yang sedang diperebutkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Saya harapkan partisipasi dari seluruh pihak untuk mendukung vaksinasi ini," ujar Presiden.

Pemerintah juga kembali menaikkan alokasi anggaran pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp 699 triliun. Anggaran itu untuk membiayai program-program, seperti bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), subsidi gaji, kartu prakerja, program padat karya, bantuan produktif untuk UMKM, relaksasi restrukturisasi pinjaman perbankan, keringanan pajak dan kemudahan-kemudahan untuk memulihkan ekonomi.

"Kecepatan dalam proses penanganan krisis kesehatan ini juga selaras dengan pemulihan ekonomi nasional," kata Jokowi.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan sejumlah strategi dan upaya yang telah dilakukan bank sentral dalam rangka memulihkan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19. 

“Jamunya BI itu 'jamu manis' semuanya untuk mendorong ekonomi, tentu saja dengan tetap menjaga stabilitas,” kata Perry. 

Bank sentral, antara lain, telah menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Seven Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 150 basis poin menjadi 3,5 persen dan  menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah melalui strategi triple intervention. 

BI juga melakukan injeksi likuiditas yang besar atau quantitative easing Rp759,31 triliun yakni 4,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 2020, serta berpartisipasi dalam pembiayaan APBN membeli SBN dari pasar perdana sejumlah Rp473,42 triliun pada tahun lalu.

“Di antaranya sekitar Rp47 triliun untuk biaya kesehatan itu belum direalisasikan tahun lalu dan kami juga sudah sepakat dengan Menteri Keuangan untuk mendanai vaksinasi,” katanya.  Teranyar, BI baru saja menurunkan kebijakan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor serta properti menjadi nol persen.