Menantikan Transaksi Investasi Perdana LPI

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai, transaksi awal investasi masuk di lembaga tersebut sangat penting karena akan menjadi batu loncatan kesuksesan LPI.
2/3/2021, 18.11 WIB

Lembaga Pengelola Investasi segera beroperasi pada akhir kuartal I 2021 ini. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai, transaksi awal investasi masuk di lembaga tersebut sangat penting karena akan menjadi batu loncatan kesuksesan LPI.

"Ini yang sedang kami fokuskan agar LPI bisa bekerja secara profesional dan berintegritas," kata Suahasil dalam MNC Group Investor Forum 2021 - Recovery Story after The Big Reset, Selasa (2/3).

Ia berharap Dewan Pengawas hingga Direktur lembaga yang dinamakan Indonesia Investment Authority (INA) itu bisa menarik investor yang berkualitas dan strategis. Ini  penting bagi keberlangsungan LPI.

Suahasil menyebutkan fokus proyek yang akan dibiayai LPI pada awal pembentukan yaitu proyek infrastruktur. Proyek tersebut bisa berupa proyek yang sudah berjalan seperti jalan tol, bandara, pelabujan namun tak menutup kemungkinan untuk proyek yang baru akan digarap.

"Semua akan bergantung pada perhitungan komersial antara investor dan INA," ujar dia.

Proyek yang dibiayai LPI nantinya merupakan proyek jangka panjang, bukan bertujuan untuk mencari keuntungan jangka pendek saja. Adapun pembiayaan proyek akan dilakukan melalui ekuitas.

Dengan begitu, proyek di Indonesia tak akan lagi bergantung pada utang. "Utang kita harus diseimbangkan dengan ekuitas," katanya.

Sejumlah investor asing telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya melalui LPI. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, total dana yang siap masuk ke sovereign wealth fund tersebut mencapai US$ 9,5 miliar atau setara Rp 133 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

"Akumulasi LoI (letter of Intent) mencapai US$ 9,5 miliar,” kata Airlangga dalam webinar Indonesia Economic Outlook '21 pada Senin (8/2).

Sejumlah investor global yang telah menyatakan minat investasi ialah United States International Development Finance Corporation (US DFC), Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ) Canada, dan APG Netherlands.

Wakil Menteri BUMN Kartita Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan, pemerintah fokus mengundang investor untuk pengembangan proyek-proyek infrastruktur, dalam dua tahun pertama pendirian LPI. Ini tercantum dalam peta jalan LPI jangka tiga hingga lima tahun ke depan.

"Kami fokus pada aset infrastruktur, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2).

Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan pemerintah ingin menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas aset dan memperluas kapasitas dengan mitra global untuk penciptaan nilai tambah pascapandemi Covid-19. Pandemi, membuat banyak sektor usaha melemah, termasuk transportasi, baik bandara maupun pelabuhan.

Menurutnya, bandara dan pelabuhan akan menjadi sektor yang sangat menarik dalam jangka menengah, karena lalu lintas penerbangan dan pelayaran domestik yang mulai kembali tinggi. Ia yakin pemulihan lalu lintas di bandara domestik akan lebih cepat dibandingkan dengan bandara hub internasional.

Tidak hanya di sektor infrastruktur, LPI juga bisa menjadi sarana investor untuk melakukan investasi saham di BUMN. Salah satunya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), gabungan tiga bank syariah BUMN yang baru saja diresmikan awal Februari 2021 ini.

Reporter: Agatha Olivia Victoria