Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Melemah pada Februari

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/tom.
Ilustrasi. Penurunan keyakinan konsumen terjadi pada seluruh kategori tingkat pengeluaran responden, terutama responden dengan pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
9/3/2022, 11.35 WIB

Survei konsumen Bank Indonesia pada Februari 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat dan berada pada area optimistis. Meski demikian, indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan lalu turun 6,5 poin ke 113,1 dari bulan sebelumnya di 119,6 poin.

IKK Februari tercatat sebagai yang terendah dalam lima bulan terakhir. Keyakinan konsumen mulai memasuki zona optimistis pada Oktober 2021 setelah jatuh ke zona pesimistis akibat lonjakan varian Delta pada Juli lalu. 

"Keyakinan konsumen pada Februari 2022 yang tidak setinggi bulan sebelumnya disebabkan oleh ekspektasi terhadap kondisi ekonomi mendatang yang lebih terbatas, baik ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, maupun kegiatan usaha," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Rabu (9/3).

Penurunan IKK terjadi pada seluruh kategori tingkat pengeluaran responden, terutama responden dengan pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan dan seluruh kelompok usia. Sementara secara spasial, keyakinan konsumen pada Februari 2022 terpantau melemah di 16 kota yang disurvei dengan penurunan terdalam terjadi di kota Mataram sebanyak 20 poin, Banjarmasin 14,1 poin, Jakarta 10,9 poin, dan Makassar 10,9 poin.

Penurunan pada IKK juga seiring persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) yang jatuh ke zona pesimis 95,5 poin dari bulan Januari masih di 100,9 poin. IKE menggambarkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya.

"Konsumen mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai yang diharapkan, ditengarai sejalan dengan meningkatnya kasus Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat di berbagai wilayah di Indonesia," kata BI dalam laporannya.

Seluruh komponen pembentuk IKE melemah, dengan penurunan terdalam pada indeks penghasilan saat ini sebesar 9,4 poin menjadi 102,5. Indeks Ketersediaan lapangan kerja dan pembelian durable goods juga tercatat turun masing-masing sebesar 6,6 dan 0,3 poin menjadi 89,9 dan 94. 

Secara spasial, penurunan IKE terjadi di 11 kota yang disurvei dengan penurunan terdalam di kota Banjarmasin 20 poin, diikuti Mataram 18,8 poin dan DKI Jakarta 13,6 poin.

Penurunan pada IKK Februari juga dipengaruhi pelemahan pada ekspektasi terhadap ekonomi mendatang. Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang masih berada di zona optimis tetapi menurun. Ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari sebesar 130,8 poin, lebih rendah dari 138,3 poin pada bulan sebelumnya.

"Ekspektasi terhadap kondisi ekonomi mendatang lebih terbatas, baik ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja maupun kegiatan usaha, meskipun masih berada pada area optimis," kata BI.

Indeks ekspektasi penghasilan, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi terhadap kegiatan usaha menurun dibandingkan bulan sebelumnya dan masing-masing tercatat sebesar 135,3 poin, 129,7 poin, dan 127,4 poin. Secara spasial, IEK Februari 2022 tercatat turun di 17 kota yang disurvei, dengan penurunan terbesar di Makassar 25,7 poin, diikuti Mataram 21,2 poin dan Manado 15,9 poin.

Reporter: Abdul Azis Said