Penawaran yang masuk (incoming bids) lelang Surat Utang Negara (SUN) terus menyusut di tengah masih tingginya kekhawatiran investor terhadap perang di Ukraina serta kenaikan bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Lelang SUN yang digelar kemarin (29/3) hanya mencatat incoming bids Rp 41,6 triliun, lebih rendah dari lelang sebelumnya Rp 49,1 triliun.
"Lelang SUN hari ini masih diwarnai sikap kehati-hatian investor atas ketidakpastian pasar keuangan global akibat masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan sekitar 1 bulan," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Deni Ridwan dalam keterangannya, Selasa (29/3).
Lelang juga dibayangi ekspektasi pasar terhadap kenaikan bunga acuan The Fed yang lebih agresif pada pertemuan Mei. The Fed diperkirakan menaikkan bunganya hingga 50 basis poin (bps) untuk mengatasi inflasi yang masih tinggi. Kekhawatiran ini sudah terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury yang terus menanjak.
Meski demikian, Deni menilai dengan incoming bids tersebut, minat investor cenderung masih cukup baik. Selain itu, bid to cover ratio tercatat 2,44 kali. Adapun dari total penawaran yang masuk, pemerintah memenangkan Rp 17,05 triliun, sedikit lebih rendah dari lelang sebelumnya Rp 17,25 triliun.
Lelang hari ini melepas tujuh seri SUN yang terdiri atas dua Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan lima obligasi negara (ON) fixed rate. Incoming bids terbesar untuk seri SPN yaitu tenor satu tahun sebesar Rp 11,9 triliun. Sementara SPN tenor tiga bulan mencatat penawaran Rp 2,98 triliun.
Sementara itu, untuk seri ON, paling laku terutama seri benchmark tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai separuh dari total penawaran yang masuk. Tenor 10 mencatat incoming bids Rp 14,54 triliun, sementara tenor 20 tahun Rp 7,3 triliun. Untuk tenor lainnya yakni, seri lima tahun sebesar Rp 3,3 triliun, 15 tahun sebesar Rp 1,15 triliun dan penawaran terendah untuk tenor 29 tahun sebesar Rp 379 miliar.
Partisipasi asing meningkat dibandingkan pada lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada tenor lima dan 10 tahun. Incoming bids asing mencapai Rp 4,01 triliun atau 9,64% dari total incoming bids yang masuk pada lelang kemarin dan dimenangkan sebesar Rp 1,32 triliun atau 7,75% dari total penawaran yang dimenangkan.
Untuk yield rata-rata tertimbang (WAY) yang dimenangkan SUN benchmark tenor 15 tahun turun sebesar 3 bps dibandingkan dengan WAY lelang SUN sebelumnya. Namun secara umum WAY lelang SUN hari ini naik 1 sampai 5 bps apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya.
Pemerintah juga akan melaksanakan lelang SUN tambahan (Green Shoe Option/GSO) pada hari ini. Lelang GSO tersebut menawarkan seri ON dan WAY yang sama dengan lelang kemarin. Lelang tambahan hari ini mematok target maksimal RP 2,95 triliun. Adapun lima seri ON yang dilepas hari ini antara lain,
- FR0090, WAY 5,61% dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2027
- FR0091, WAY 6,74% dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2032
- FR0093, WAY 6,68% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2037
- FR0092, WAY 7,17% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2042
- FR0089, WAY 7,02% dengan tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2051
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 12 April 2022. Deni optimis kondisi pasar akan semakin kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.