Ekspor ke Cina Melonjak Rp 16 T Meski Ekonominya Sedang Lesu, Mengapa?

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Ilustrasi. Ekonomi Cina pada tahun ini melambat dan diperkirakan tak akan mencapai target pemerintah sebesar 5,5%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/9/2022, 13.45 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Cina pada Agustus naik US$ 1,14 miliar atau setara Rp 16,9 triliun (kurs akhir Agustus 14.853/US$) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini justru terjadi saat ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah dibayangi risiko perlambatan ekonomi.

"Kenaikan terbesar ini terutama komoditas besi dan baja, bijih logam, terak dan abu, serta ekspor lemak dan minyak hewan nabati," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9).

Cina masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Total nilai ekspor ke Negeri Panda ini pada bulan lalu mencapai US$ 6,16 miliar atau mencakup 23,5% dari total nilai ekspor bulan lalu.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz melihat, peningkatan ekspor tersebut dikarenakan pasar Cina kemungkinan masih melakukan remapping atau memetakan ulang sumber pasokan dalam negerinya. Di sisi lain, beberapa negara kemungkinan sedang tidak bisa memasok sejumlah komoditas ke Cina akibat produksi yang menurun, terutama untuk komoditas batu bara.

"Jadi, kita masih dapat windfall dari batu bara dan CPO ke Cina, volumenya juga naik karena kebutuhan persediaan mereka untuk musim dingin," kata Irman melalui pesan singkat.

Namun, ekspor ke Cina diramal mulai melambat dalam beberapa bulan ke depan. Ini karena Cina sudah mulai meningkatkan cadangan pasokannya menjelang musim dingin sejak dari sekarang.

Sejumlah ekonom awalnya memperkirakan ekspor pada Agustus akan sedikit turun dari bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya yakni ekonomi Cina yang merupakan pangsa ekspor terbesar Indonesia, terpantau lesu dalam beberapa bulan terakhir. Perekonomiannya bahkan nyaris stagnan pada kuartal II, hanya tumbuh tipis 0,4%.

Sektor manufaktur Cina juga masih berada di zona kontraksi sekalipun ada sedikit perbaikan pada bulan lalu. Data Biro Statistik Nasional (NBS), PMI manufaktur Cina naik menjadi 49,4 poin pada bulan lalu, dari 49 pada Juli.

Ekspor ke Negara Lain juga Meningkat

Nilai ekspor Indonesia pada Agustus tercatat US$ 27,91 miliar, naik 9,2% secara bulanan dan 30,2% secara tahunan. Kenaikan secara bulanan terutama untuk ekspor migas sebesar 25,6% sedangkan kenaikan impor non migas sebesar 8,2%.

Selain ke Cina, kenaikan ekspor nonmigas pada bulan lalu juga terjadi untuk tujuan India sebesar US$ 206,2 juta. Ekspor ke Malaysia, Mesir dan Inggris juga naik masing-masing US$ 99,9 juta, US$ 91,7 juta dan US$ 81,7 juta.

Di sisi lain, ekspor Indonesia ke beberapa negara pada bulan lalu menurun. Ekspor ke Pakistan anjlok US$ 201 juta serta Taiwan US$ 159,7 juta. Nilai ekspor ke Myanmar, Korea Selatan dan Polandia juga turun masing-masing US$ 61 juta, US$ 53,4 juta dan US$ 51,8 juta.

Reporter: Abdul Azis Said