Inflasi Melonjak, Utang Amerika Kian Menggunung Jadi Rp 465 Kuadriliun

ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/AWW/sa.
Ilustrasi. Utang nasional Amerika Serikat mencatat rekor tertingginya sebesar US$ 31 triliun atau setara Rp 465 kuadriliun per awal Oktober ini.
Penulis: Syahrizal Sidik
5/10/2022, 12.31 WIB

Di tengah lonjakan inflasi, Amerika Serikat mencatatkan kenaikan utang nasional menjadi sebesar US$ 31 triliun, setara Rp 465.000 triliun atau Rp 465 kuadriliun dengan asumsi rerata kurs Rp 15.000 per US$ menurut data yang diterbitkan Departemen Keuangan hingga Senin (3/10).

Nilai ini meningkat signifikan dibandingkan posisi utang nasional AS pada Agustus 2021 yang tercatat sebesar US$ 28,4 triliun atau setara Rp 426 kuadriliun. Kenaikan utang nasional menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah di saat ekonomi AS dilanda kenaikan suku bunga dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi.

Pemerintah AS melakukan pinjaman besar-besaran selama pandemi Covid-19 untuk membantu menopang perekonomian negara ketika virus mematikan itu memporakporandakan hampir seluruh sektor ekonomi. 

Adapun, utang yang belum dibayar telah meningkat hampir $8 triliun sejak awal tahun 2020. Dan utang tersebut telah melonjak sebesar $1 triliun hanya dalam delapan bulan.

Pinjaman yang terjadi di bawah pemerintahan Trump dan di awal pemerintahan Biden datang pada saat suku bunga rendah. Sekarang, selama periode inflasi yang tinggi secara historis dan serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh Federal Reserve dalam pertempurannya untuk menjinakkan kenaikan harga, biaya pinjaman jauh lebih tinggi.

Halaman: