Nilai tukar rupiah dibuka melemah 10 poin ke level Rp 15.203 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah di tengah penantian pasar terhadap data tenaga kerja AS besok malam.
Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan tipis ke level Rp 15.204 pada pukul 09.25 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.193 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya bergerak menguat terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Singapura dan won Korea Selatan kompak menguat 0,25% bersama dolar Taiwan 0,12%, peso Filipina 0,08%, rupee India 0,44%, yuan Cina 0,13% dan baht Thailand 0,27%. Sebaliknya, ringgit Malaysia terkoreksi 0,03% bersama yen Jepang 0,01%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak datar dengan cenderung melemah hari ini menaati rilis data tenaga kerja AS. Nilai tukar diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.150-Rp 15.250 per dolar AS.
"Risk on sentimen di pasar kehilangan momentum dan pelaku pasar cenderung side-lined menantikan data tenaga kerja AS non-farm payroll (NFP) untuk lebih banyak petunjuk baru akan langkah kebijakan suku bunga The Fed," kata Lukman dalam risetnya, Kamis (6/10).
Pasar menaati rilis data tenaga kerja NFP yang dijadwalkan keluar besok. Data ini mencakup penambahan tenaga kerja baru serta angka pengangguran. Data ini penting mengingat mandat The Fed selain menjaga inflasi, juga menjaga pasar tenaga kerja.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra melihat rupiah masih bisa menguat hari ini. Rupiah diramal bergerak ke arah Rp 15.150, dengan potensi pelemahan ke level Rp 15.220 per dolar AS.
"Penguatan rupiah ini ditopang oleh konsolidasi dolar AS karena ekspektasi The Fed bakal mulai menahan kenaikan suku bunganya akibat perlambatan yang mulai terjadi di perekonomian AS," kata Ariston dalam risetnya.
Beberapa data AS menunjukan ekonomi mulai lesu. Salah satunya terlihat dari data PMI Manufaktur AS yang melemah, data ISM menunjukan, pabrik-pabrik di negeri paman sam masih ekspansif pada bulan lalu tetapi tidak sekuat bulan sebelumnya.
Namun, penguatan rupiah hari ini tampaknya bisa terbatas setelah rilis data tenaga kerja AS menunjukan perbaikan bulan lalu. Data tenaga kerja versi swasta oleh Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan, ada tambahan 208 ribu tambahan tenaga kerja baru oleh dunia usaha, di atas perkiraan Dow Jones 200 ribu. Data ini bisa membalikan ekspektasi pasar kepada kemungkinan kenaikan bunga agresif masih akan tetap dilakukan.
"Pekan ini, pasar masih menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah (NFP) yang akan dirilis hari Jumat malam," kata Ariston.
Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi karena inflasi dan suku bunga tinggi masih bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS.