Erdogan Pastikan Bank Sentral Turki akan Terus Pangkas Suku Bunga

ANTARA FOTO/REUTERS/Denis Balibouse
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memastikan suku bunga acuan masih akan turun sepanjang dirinya masih berkuasa.
Penulis: Agustiyanti
9/10/2022, 17.22 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan memastikan bank sentral akan terus memangkas suku bunga kebijakannya setiap bulan selama dia tetap berkuasa. Bank Sentral Turki telah memangkas suku bunga hingga dua kali selama dua bulan terakhir. 

"Selama saudaramu ini ada di posisi ini, suku bunga akan terus turun setiap hari, setiap minggu, setiap bulan," katanya dalam rapat umum di provinsi barat Balikesir pada Sabtu (8/10), seperti dikutip dari Antara.

Inflasi di Turki telah melonjak sejak November tahun lalu akibat nilai tukar lira yang merosot tajam. Kondisi ini terjadi menyusul pemotongan suku bunga kebijakan oleh bank sentral, kebijakan pelonggaran yang tak lazim diterapkan bank sentral lain saat inflasi meningkat. 

Bank Sentral Turki memangkas suku bunga acuannya sebesar 200 bps atau 2% dalam dua bulan terakhir menjadi 12%. Pemangkasan suku bunga di tengah inflasi Agustus yang mencapai di atas 80% mendorong gejolak pada pasar keuangan.  

Pemotongan suku bunga adalah bagian dari kebijakan Erdogan untuk menurunkan suku bunga demi menurunkan inflasi. Siklus pelonggaran ini berlanjut meski  memicu krisis mata uang dan inflasi lebih tinggi pada akhir tahun lalu. Inflasi Turki saat ini berada di level tertinggi dalam 24 tahun terakhir. 

Mengutip Bloomberg, lira Turki telah kehilangan nilainya terhadap dolar AS mencapai 40% sepanjang tahun ini. Penurunan ini melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS sepanjang tahun lalu yang juga mencapai 40%. 

Erdogan menginginkan suku bunga acuan bank sentral Turki turun hingga ke level satu digit pada akhir tahun ini meski bank sentral global tengah memasuki siklus pengetatan. Bank Sentral Amerika Serikat telah menaikkan suku bunga hingga 300 bps pada tahun ini. Langkah pengetatan dengan menaikkan suku bunga juga dilakukan Bank Sentral Eropa, Inggris, hingga Bank Indonesia.