Pertumbuhan Ekonomi RI Salip Amerika dan Cina, Kalah dari Vietnam

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Ilustrasi. Produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku pada kuartal III 2022 mencapai 5.091 triliun.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/11/2022, 12.46 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 5,72% secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat dan Cina, tetapi kalah jauh jika dibandingkan Vietnam. 

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku pada kuartal III 2022  mencapai 5.091 triliun, sedangkan PDB atas harga konstan mencapai Rp 2.976 triliun. PDB tersebut tumbuh sebesar 1,81% dibandingkan kuartal sebelumnya (quartal to quartal/q to q) atau  5,4% dibandingkan akhir tahun lalu. 

"Jika sedangkan dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu atau year on year tumbuh 5,72%," ujar Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/11). 

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan ini, berhasil menyalip Cina yang selama ini membukukan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara G20. Pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal ketiga hanya mencapai 3,9%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih tinggi dari Amerika Serikat yang hanya mencapai 1,81%, Singapura 4,4%, dan Taiwan 4,1%, tetapi lebih rendah dibandingkan Vietnam yang mencapai 13,7%.

"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat dari 6% pada 2021 menjadi 3,2% pada 2022," kata Margo.

Di sisi lain, tekanan inflasi global juga diperkirakan meningkat dari 4,7% pada 2021 menjadi 8,8% pada 2022.

Perkembangan pertumbuhan ekonomi global, terutama mitra dagang Indonesia akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terutama dari sisi perdagangan. Ia mencatat neraca perdagangan Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini mencapai US$ 14,92 miliar, turun tipis dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 15,61 miliar. 

BPS mencatat, kinerja ekspor dan impor mencatatkan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan komponen lainnya seperti konsumsi rumah tangga, investasi, maupun konsumsi pemerintah. Pertumbuhan ekspor pada kuartal ketiga mencapai 21,64%, sedangkan impor tumbuh 22,98%

Adapun konsumsi rumah tangga tumbuh 5,29%, pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh 4,96%, konsumsi pemerintah turun 2,88%, sedangkan konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga atau LNPRT tumbuh 6,09%. 

Reporter: Abdul Azis Said