Nilai tukar rupiah dibuka menguat 27 poin ke level Rp 15.234 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Penguatan tersebut ditopang data aktivitas dunia usaha Cina bulan lalu yang menguat.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah dari posisi pembukaan ke arah Rp 15.256 pada pukul 10.00 WIB, tetapi masih menguat 0,03% dibandingkan penutupan kemarin.
Sejumlah mata uang Asia lainnya juga menguat pagi ini. Dolar Singapura menguat 0,02%, won Korsel 0,38%, peso Filipina 0,53%, rupee India 0,21%, baht Thailand 0,39%. Sebaliknya, yen Jepang terkoreksi 0,14%, bersama dolar Taiwan 0,23% sementara dolar Hong Kong dan ringgit Malaysia stagnan.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah akan berkonsolidasi dengan peliang penguatan hari ini setelah data ekonomi Cina menunjukkan resiliensi. Rupiah diperkirakan bisa menguat ke arah Rp 15.220 dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.270 per dolar AS.
"Data survei aktivitas manufaktur dan nonmanufaktur Cina bulan Februari yang dirilis lebih bagus dari ekspektasi dan menunjukkan pertumbuhan membantu memberikan sentimen positif ke aset berisiko dan rupiah pagi ini," kata Ariston dalam catatannya, Rabu (1/2).
Selain itu, rilis data tingkat kepercayaan konsumen AS semalam menunjukkan di bawah ekspektasi pasar. Data ini membantu memberikan tekanan ke dolar AS, yang artinya menguatnya nilai tukar negara lain termasuk Indonesia.
Dari dalam negeri, pasar menunggu rilis inflasi Februari siang ini. Pasar memperkirakan inflasi masih di kisaran yang sama seperti bulan sebelumnya juga bisa mendukung penguatan rupiah.
Di sisi lain, pasar masih mewaspadai isu kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed. Sentimen ini masih menjaga kekuatan dolar AS dibandingkan nilai tukar lainnya.
Berbeda, analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah tertekan penguatan indeks dolar AS. Namun ia memperkirakan pelemahan di awal sesi perdagangan relatif terbatas. Investor menantikan rilis inflasi Februari siang ini. Perkiraanya, rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.200-Rp 15.300 per dolar AS.