Sebanyak 11 bank raksasa Amerika Serikat menempatkan dana segar mencapai US$ 30 miliar atau setara Rp 461 triliun untuk menyelamatkan First Republic yang terancam bangkrut. Penyelamatan melalui penempatan dana, antara lain dilakukan JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc, Bank of America Corp, Wells Fargo & Co, Goldman Sachs Group Inc, dan Morgan Stanley.
Menteri Keuangan Janet Yellen Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell, Martin Gruenberg, Ketua Federal Deposit Insurance Corporation, dan Penjabat Pengawas Mata Uang Michael Hsu memuji langkah bank-bank raksasa tersebut.
"Dukungan dari sekelompok bank besar ini sangat disambut baik, dan menunjukkan ketahanan sistem perbankan," kata mereka dalam pernyataan bersama seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/3).
Pejabat Gedung Putih mengatakan, pemerintah bersama lembaga federal tengah secara hati-hati memantau perkembangan di First Republic dan bank-bank kecil lainnya setelah tindakan untuk melindungin deposan setelah runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) minggu lalu.
First Republic adalah salah satu bank yang mengalami tekanan lebih besar di tengah kekhawatiran akan pelarian lain pada bank regional, dan pergeseran signifikan dalam simpanan ke bank yang lebih besar. Ini terjadi setelah penutupan tiga bank, yakni Silvergate Bank, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank.
Di sisi lain, The Fed juga menggarisbawahi dukungan keseluruhannya untuk sektor perbankan. Mereka mamastikan siap menyediakan likuiditas murah bagi bank yang membutuhkan sepanjang memenuhi syarat.
Amerika Serikat sedang menghadapi krisis perbankan akibat kegagalan tiga bank dalam sepekan, yakni Silvergate Bank, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank. Investor pun mulai khawatir, kejatuhan tiga bank tersebut akan memicu krisis finansial di AS yang dapat merembet ke berbagai belahan dunia lainnya.
Silvergate Capital, bank yang fokus membiayai industri kripto menyatakan penghentian operasional dan rencana untuk melikuidasi banknya pada Rabu (8/3). Tak lama kemudian, Silicon Valley Bank yang fokus pada perusahaan rintisan ambruk pada Jumat (10/3) setelah deposan menarik lebih dari US$42 miliar, menyusul pernyataan bank pada Rabu (8/3) bahwa mereka perlu mengumpulkan US$ 2,25 miliar untuk menopang neraca keuangannya. Sementara Signature, yang juga memiliki fokus pada industri kripto jauh lebih besar dari Silvergate ditutup pada Minggu malam (12/3) oleh regulator perbankan.
Meski ada tiga bank gagal dalam sepekan, Presiden Joe Biden bersikeras bahwa sistem keuangan Amerika Serikat masih aman. Regulator pun menjamin semua simpanan para nasabah di kedua bank yang ditutup regulator, yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank, serta menciptakan program yang secara efektif memberikan bantuan kepada bank lain untuk melindungi mereka dari aksi penarikan besar-besaran dana nasabah.
“Simpanan Anda akan tersedia saat Anda membutuhkannya,” kata Biden saat memberikan kepastian kepada publik terkait keamanan sistem keuangan AS, seperti dikutip dari APNews, Senin (13/3).
Pemerintah AS bahkan setuju untuk menjamin simpanan yang melebihi batas yang diasuransikan lembaga penjamin simpanan, yakni maksimal US$ 250 ribu. Keputusan ini dibuat untuk menenangkan para deposan yang tetap menarik dana besar-besaran pada Senin (13/3).