Berpergian ke negara ASEAN sudah semudah melakukan perjalanan antar kota. Tak perlu lagi visa. Nantinya, transaksi pembayaran antar negara ASEAN juga akan semakin mudah, hanya memerlukan ponsel pintar seperti halnya yang sudah dapat dilakukan di dalam negeri.
Kemudahan transaksi lintas negara ini menjadi impian Gubernur Bank Sentral Indonesia Perry Warjiyo. Ia membayangkan transaksi finansial dan ekonomi lintas negara di ASEAN nantinya hanya sebatas sentuhan telepon pintar.
Di bayangan Perry, pedagang durian di Singapura yang menjual durian Musa King asal Malaysia dan Montong asal Bangkok nantinya dapat membeli obligasi pemerintah Indonesia sebesar 10 dolar Singapura melalui telepon seluler. Menurut Perry, hal itu tak mustahil.
"Bisakah kita melakukan itu? Itu adalah contoh konektivitas lintas batas atau crossborder connectivity. Transaksi finansial dan ekonomi lintas batas segera hanya sebatas sentuhan smartphone saja," ujar Perry dalam High Level Seminar (HLS) From ASEAN to The World Payment System in Digital Era di Nusa Dua, Bali, Jumat (31/3).
Kemudahan transaksi lintas negara sudah dibuktikan melalui kerja sama Indonesia dan Thailand sudah terwujud menggunakan kode QR. Wisatawan Indonesia yang ingin berbelanja di Thailand dapat membayar menggunakan tabungannya di bank dalam rupiah menggunakan QRIS. Pembayaran akan langsung dikonversi dari baht ke rupiah. Pengguna pun dapat melihat kurs yang digunakan saat akan melakukan transaksi.
Perry mengatakan, transaksi pembayaran lintas negara telah dimulai Indonesia dengan Thailand menggunakan kode QR. Indonesia dan empat negara ASEAN lainnya, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina juga telah meneken kerja sama transaksi pembayaran lintas batas dalam di sela-sela KTT G20 di Bali pada November 2022.
Kerja sama kemudahan transaksi pembayaran antara lima negara ASEAN terbesar ini mencakup lima area, yakni kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal. "ASEAN akan memimpin dan menjadi contoh bagaimana membangun konektivitas sistem pembayaran lintas negara untuk mendorong pemulihan ekonomi dan inklusi keuangan," ujar Perry dalam High Level Seminar Form ASEAN to The World Payment System in Digital Era di Nusa Dua, Bali, Selasa (28/3).
Ia mengatakan, kerja sama lintas negara dengan empat negara ASEAN lainnya hanya tahap awal. Perry berharap kerja sama dapat diperluas dengan negara-negara ASEAN lainnya. "Teman-teman negara ASEAN, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan regional payment conectivity," ujar Perry.
Ia berharap seluruh negara ASEAN dapat bergabung pada kerja sama yang telah dijalin oleh ASEAN-5. Menurut Perry, konektivitas sistem pembayaran dapat mendukung pemulihan ekonomi dan inklusi keuangan di ASEAN.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta mengatakan, pihaknya telah memulai transaksi pembayaran lintas batas dengan Thailand melalui kerja sama dengan 50 provider. Ini membuat masyarakat di kedua negara dapat merasakan pengalaman kemudahan pembayaran yang cepat dan murah. Selain itu, menurut dia, pihaknya akan membangun multilateral platform untuk transaksi pembayaran lintas batas dengan sistem fast payment pada tahun depan.
"Kami, lima negara ASEAN sudah bergabung dengan BIS inovation hub project untuk mempersiapkan skema, governance framework, organization structure, business model, techinal standard, technological requirement," kata dia. Dengan demikian, menurut Filianingsih, ASEAN akan memiliki peta jalan yang jelas untuk mengimplementasikan jaringan sistem pembayaran multilateral yang cepat.
"Strategi ini akan menghubungkan lebih dari 500 juta orang di kawasan ini," ujarnya.