Beberkan Data, Kemenkeu Optimistis Isu Default Utang AS Tak Ganggu RI

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
22/5/2023, 20.29 WIB

Kementerian Keuangan menyebut dampak dari isu gagal bayar atau default utang Amerika Serikat belum berdampak ke pasar keuangan domestik. Aliran masuk modal asing masih cukup deras.

Isu gagal bayar ini muncul karena pembahasan plafon utang AS yang masih alot. Namun, Kemenkeu mengatakan kondisi Pasar Surat Berharga Negara masih baik. 

"Menandakan tidak atau belum terlihatnya dampak isu plafon utang AS ini," kata Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto dalam konferensi pers daring, Senin (22/5).

Suminto mengatakan imbal hasil alias yield SBN benchmark tenor 10 tahun turun 55 bps sejak awal tahun ini. Penurunan yield menandakan tingginya permintaan.

Tingginya permintaan tersebut tercermin juga dari arus masuk modal asing ke pasar SBN Indonesia yang cukup besar. Kinerja ini menandakan investor masih tertarik terhadap surat utang pemerintah Indonesia meski ada gonjang-ganjing pasar keuangan global.

Suminto menyebut modal asing sudah masuk ke pasar surat utang pemerintah sebesar Rp 60,65 triliun sejak awal tahun hingga 21 Mei 2023. Namun ia mengatakan sempat terjadi aksi jual oleh investor asing selama dua pekan awal Mei sehingga terjadi outflow Rp 0,15 triliun.

Meski demikian, dana asing mulai masuk pekan lalu. Suminto menyebut sejak awal bulan sampai kemarin tercatat net inflow modal asing ke pasar SBN sebesar Rp 1,43 triliun. 

Kinerja positif juga tercermin dari tren penyempitan selisih SBN dengan US Treasury yang masih berlanjut. Selisih yield SBN benchmark 10 tahun dengan US Treasury tenor yang sama pada saat ini sebesar 274 bps, menyempit dari awal tahun lalu yang masih mencapai 474 bps.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan kondisi tersebut menunjukkan Indonesia memiliki pengelolaan makro yang lebih baik.  "Artinya investor internasional menganggap risiko kita semakin mengecil, ini perkembangan yang baik," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

Kinerja yang masih positif di pasar obligasi pemerintah domestik itu di tengah pasar keuangan global yang masih tertekan sejumlah sentimen. Selain suku bunga tinggi dan krisis perbankan AS, pasar beberapa bulan terakhir juga mencermati isu plafon utang AS.

Pasar kini menantikan pertemuan kesekian kalinya antara Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy membahas penangguhan atau kenaikan plafon utang AS malam ini.

Jika tak kunjung mencapai kesepakatan hingga awal Juni, dampaknya sangat signifikan ke ekonomi dan keuangan AS juga global. Pemerintah AS akan kehabisan dana sehingga tak mampu memenuhi kewajibannya, termasuk membayar utang jatuh tempo alias default.

Reporter: Abdul Azis Said