Sri Mulyani Waspadai Ekonomi Dunia Bakal Melemah dalam Jangka Panjang

Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung-Gedung pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
5/6/2023, 15.16 WIB

Tren kebijakan suku bunga tinggi yang bertahan lama alias higher for longer akan menjadi beban bagi perekonomian di banyak negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan tren suku bunga tinggi itu akan berlanjut dengan pertumbuhan ekonomi lemah yang akan bertahan lama alias weaker for longer.

Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan beberapa negara mitra yang melemah di tengah tren suku bunga tinggi, akan menjadi tantangan buat Indonesia.

"Ini menggambarkan bahwa higher for longer akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang weaker for longer juga, baik untuk AS, Eropa maupun negara lain termasuk Cina," kata Sri Mulyani di hadapan Komisi XI DPR RI, Senin (5/6).

Istilah higher for longer umum dipakai untuk menggambarkan level suku bunga acuan tinggi yang bertahan lama. Bank sentral di banyak negara telah menaikkan suku bunga selama lebih dari setahun terakhir, termasuk bank sentral terbesar dunia, The Fed.

Suku bunga yang tinggi itu diperkirakan bertahan lama, dengan kata lain belum ada rencana pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Sri Mulyani menyebut higher for longer ini akan memberikan bayangan negatif terhadap perekonomian dunia tahun depan. Pemulihan ekonomi di banyak negara masih belum akan kuat meskipun relatif lebih baik dari tahun ini.

Ekonomi AS dan Eropa saat ini hanya tumbuh di sekitar 0-1% meskipun berhasil lolos dari resesi. Kinerja itu sebagai dampak suku bunga higher for longer. Hal ini semakin diperburuk pemulihan ekonomi Cina pasca pelonggaran kebijakan Covid-19 ternyata tak melejit sesuai ekspektasi.

Meski demikian, ia juga menyebut masih ada beberapa faktor positif yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan. Pemerintah pun mematok target pertumbuhan ekonomi 5,3%-5,7%.

Faktor pendorong tersebut di antaranya meredanya kebijakan moneter global, keberlanjutan reformasi struktural, peluang peningkatan ekspor sejalan dengan pemulihan mitra dagang utama dan masih berlanjutnya capital inflow. Selain itu, ia juga menyebut Pemilu bisa menjadi pendongkrak ekonomi.

Lebih lanjut, upaya Cina untuk memperbaiki permasalahan di sektor properti diharap bisa menjadi faktor positif bagi ekonomi dunia dan Indonesia.

"Tentu kita berharap kalau memang berhasil, ini bisa memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Cina, dunia dan tentunya terhadap permintaan komoditas kita," kata Sri Mulyani.

Reporter: Abdul Azis Said