BI: Dedolarisasi Kami Lakukan Bertahap, Mulai dari LCT

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI telah memiliki kerja sama transaksi mata uang lokal alias LCT yang saat ini sudah berjalan dengan empat negara.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
14/6/2023, 18.18 WIB

Bank Indonesia tengah menggalakkan proses dedolarisasi alias mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS. Salah satu upayanya adalah melalui kerja sama transaksi mata uang lokal alias LCT yang saat ini sudah berjalan dengan empat negara. 

"Ini coba kami lakukan secara bertahap, di mana sekarang ini yang kami pakai adalah local currency transaction (LCT)," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Rabu (14/6).

Melalui kerja sama LCT, menurut dia, transaksi perdagangan Indonesia dengan negara mitra bisa dilakukan dengan mata uang lokal masing-masing tanpa perlu konversi lagi ke dolar AS atau mata uang utama lainnya. Kerja sama ini sudah berjalan dengan empat negara mitra yakni Malaysia, Thailand, Cina dan Jepang.

Destry menyebut, transaksi menggunakan mata uang lokal dengan empat negara tersebut memang relatif masih kecil. Namun, ia optimistis karena trennya terus meningkat.  

Bank Indonesia juga berencana memperluas kerja sama serupa dengan negara lainnya. BI membidik kerja sama dengan Korea Selatan dalam waktu dekat karena tanda tangan MoU antara bank sentral kedua negara sudah dilakukan awal bulan lalu. BI  kemudian akan menjajaki kerja sama dengan Singapura, serta India dan Arab Saudi.

Kerja sama LCT ini bukan hanya memfasilitasi transaksi perdagangan dan investasi, melainkan juga transaksi di pasar uang. Semula, skema ini memiliki nama Local Currency Settlement alias LCS, tetapi kini berganti menjadi Local Currency Transaction alias LCT seiring jenis transaksi yang difasilitasi semakin luas.

Selain mendorong LCT, BI juga memperluas kerja sama pembayaran lintas batas negara atau cross border payment yang penyelesaian transaksinya juga tidak perlu lagi dengan dolar AS. Kerja sama cross border payment ini dilakukan dengan menghubungkan sistem pembayaran berbasis kode QR antar Indonesia (QRIS) dengan negara mitra. Kerja sama ini sudah dilakukan dengan Thailand dan Malaysia.

Melalui kerja sama QRIS lintas batas ini, turis Indonesia yang berlibur ke Thailand bisa berbelanja hanya dengan menggunakan kode QR. Demikian juga sebaliknya. 

"Dengan Singapura segera. Kadang memang tidak mudah dengan mereka karena mungkin ada hitung-hitungan untung ruginya. Tetapi yang pasti kita tahu turis kita banyak sekali di sana (Singapura), ini tentu akan mempermudah mereka untuk bertransaksi," kata Destry.

Fenomena dedolarisasi memang semakin kencang belakangan ini. Kelompok negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan juga berupaya mengurangi penggunaan dolar AS dalam bertransaksi di antar negara dengan mengusulkan penggunaan mata uang baru untuk transaksi satu sama lain.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyebut, dampak dedolarisasi bukan hanya akan dirasakan Amerika Serikat saja, tetapi seluruh dunia.

"Fragmentasi geopolitik ini telah memicu fenomena dedolarisasi yang juga akan berdampak besar, baik bagi perekonomian AS sendiri maupun ekonomi global," kata dia dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (19/5).

Reporter: Abdul Azis Said