Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa atau cadev kembali turun pada bulan Juni sebesar US$ 1,8 miliar menjadi US$ 137,5 miliar. Kinerja ini menandai penurunan tiga bulan berturut-turut dan menjadi rekor terendah sepanjang tahun ini.
"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut, antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jumat (7/7).
BI melihat posisi cadev Indonesia pada akhir bulan lalu tetap tinggi meskipun turun selama tiga bulan terakhir. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank sentral menilai, cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
BI juga memandang cadangan devisa akan tetap memadai ke depan. Ini didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia.
Cadangan devisa terus turun dalam tiga bulan terakhir sejak April. Namun, penurunan US$ 1,8 miliar pada bulan lalu tidak sedalam Mei yang mencapai US$ 4,9 miliar dalam sebulan. Penurunan saat itu dipengaruhi kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.