Perusahaan konsultan asal Inggris, Buro Happold menyebut, pembangunan Jakarta International Stadium atau JIS tak sesuai dengan panduan desain awal yang telah mereka buat. Konsultan desain ini menyatakan panduan desain yang mereka buat sesuai dengan standar FIFA dan telah mengidentifikasi potensi permasalahan utama JIS, yakni rawan banjir.
Mengutip situs resmi Buro Happold, konsultan asal Inggris ini telah melakukan penilaian awal yang menyoroti sejumlah tantangan. Salah satunya, tingkat penurunan muka tanah yang kuat di Jakarta Utara yang membuat lokasi tersebut rentan terhadap banjir.
Tim Buro Happold juga menilai strategi banjir yang diusulkan oleh mitra lokal. Mereka menyoroti potensi risiko banjir terutama terkait kapasitas pemompaan lokasi dan mengusulkan tindakan untuk memitigasinya. Tim infrastruktur Buro Happold pun mengembangkan panduan mengenai pengelolaan dan strategi air permukaan yang inovatif dan berkelanjutan, seperti pengenalan sistem penyaringan air alami untuk membantu meningkatkan ketahanan banjir.
Buro Happold juga menyoroti potensi masalah lain stadion baru yakni lokasi yang berada di antara dua lingkungan perumahan dengan perbedaan pendapatan yang tinggi. "Sehingga pedoman desain kami harus menjalin hubungan fisik dan sosial di antara keduanya," demikian dikutip dari situs Buro Happold, Senin (10/7).
Menurut konsultan ini, JIS harus mampu beradaptasi untuk mengakomodasi berbagai aktivitas masyarakat, seperti kegiatan olahraga, musik, konferensi, dan acara lain yang dapat memperkecil ketimpangan sosial di antara penduduk sekitar.
Oleh karena itu, mereka mengusulkan Fase 2 JIS menjadi area yang lebih luas berfokus pada penciptaan pembangunan berorientasi olahraga yang inklusif secara sosial, berupa lapangan latihan, pusat olah raga, sekolah, ruang publik terbuka, dan ruang acara komunitas.
Pakar Buro Happold juga mempelajari aksesibilitas ke stadion menggunakan data dari konsultan lokal. Mereka pun merekomendasikan peningkatan penyediaan transportasi umum, serta menyediakan parkir di luar lokasi sebelum mengoperasikan stadion dengan kapasitas penuh.
Mereka juga sempat merekomendasikan revisi desain mengenai titik aksesibilitas ke stadion bagi pengguna mobil dan pejalan kaki. Intervensi tersebut, menurut Buro Happold mengubah tata letak konsep masterplan dan meningkatkan efisiensi dan keamanannya yang jika diterapkan dengan benar dapat memberikan penghematan biaya yang signifikan.
Buro Happold menegaskan hanya terlibat pada konsultasi panduan desain awal JIS dan tak terlibat dalam proses desain dan konstruksi JIS, Adapun pembuatan panduan desain dan jasa konsultasi tersebut dilakukan perusahaan ini pada Desember 2018 hingga Maret 2019.
Lingkup kerja yang dilakukan Buro Happold adalah membuat panduan desain, penilaian teknis dan komersial, konsep rencana induk di sekitar stadion, dan peta jalan implementasi proyek. Mereka pun memastikan seluruh aspek pembuatan panduan desain memenuhi standar FIFA.
Setelah pekerjaan utama selesai, Buro Happold diminta meninjau konsep desain yang diterbitkan PT jakarta Konsultindo atau Jakkon. Hasil tinjauan tersebut menunjukkan ada beberapa aspek yang tidak sesuai dengan panduan desain yang dibuat Buro Happold. "Temuan ini telah disampaikan dalam surat terpisah," katanya.
Dengan kata lain, konsep desain yang dibuat oleh Jakkon tidak memenuhi standar FIFA. Hal tersebut senada dengan pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Oleh karena itu, menurut Basuki, Kementerian PUPR akan melakukan renovasi JIS sehingga diharapkan bisa memenuhi standar FIFA. Basuki menilai setidaknya ada tiga aspek ayng tidak sesuai standar FIFA, yakni akses masuk, rumput, dan lokasi parkir.
Total anggaran pembangunan JIS mencapai Rp 4,5 triliun. Dana tersebut berasal dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senilai Rp 900 miliar dan pemerintah pusat hingga Rp 3,6 triliun.