Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (19/10). Suku bunga tetap di level 5,75% demi menjaga stabilitas rupiah.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga pada level 5,75%. Inflasi Amerika Serikat dan suku bunga acuan AS yang masih juga tinggi akan menjadi alasan BI mempertahankan suku bunga acuan.
“Serta terdapat kondisi geopolitik perang di Timur Tengah antara Israel dan Hamas,” kata Andry Asmoro, Kamis (19/10).
Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede pun memperkirakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) tetap di level 5,75%. Keputusan ini akan ditempuh BI meski tingkat inflasi telah berada dalam kisaran target 2-4% dan surplus perdagangan berlanjut.
“Kami melihat bahwa BI masih perlu mempertahankan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini dikarena ketidakpastian mengenai arah suku bunga The Fed yang masih menjadi risiko utama bagi pasar keuangan global,” kata Joshua.
Ia mengatakan, ketidakpastian terutama muncul setelah indikator ekonomi AS yang paling baru tetap solid dan konflik Israel-Hamas semakin memburuk. Kondisi tersebut meningkatkan harga minyak global dan risiko inflasi atau menaikkan risiko higher for longer.
“Kami melihat bahwa kondisi saat ini masih berada dalam toleransi BI. Oleh karena itu, kami percaya BI masih akan lebih memilih untuk mempertahankan BI-7DRRR dalam pertemuan Oktober,” kata Joshua.