Ekonomi Dunia Banyak Hadapi Cobaan, Ini Saran IMF untuk Indonesia

123.rf/bumbledee?
ilustrasi. IMF memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5% pada tahun ini dan tahun depan.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti
19/10/2023, 11.55 WIB

Dana Moneter Internasional atau IMF memuji kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang mampu tumbuh 5% dengan inflasi yang terkendali. IMF pun memberikan saran kepada Indonesia untuk menjaga perekonomian dalam jangka menengah panjang di tengah situasi dunia yang tak menentu. 

"Kinerja ekonomi Indonesia sangat baik, kami perkirakan pertumbuhan akan mencapai 5% pada tahun ini dan 5% pada tahun depan. Kami juga lihat inflasi menurun. Penurunannya cukup tajam," ujar Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan dalam konferensi pers, Rabu (18/10). 

Ia juga memuji langkah Bank Indonesia yang dinilai proaktif dalam mengendalikan inflasi sehingga fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi baik. Namun demikian, IMF mengingatkan kinerja ekonomi tersebut adalah hasil untuk jangka pendek. Indonesia perlu memaksimalkan potensinya untuk memperoleh kondisi ekonomi yang baik dalam jangka menengah panjang.

"Penting untuk memulai reformasi struktural termasuk memperbaiki lingkungan bisnis, undang-undang ketenagakerjaan, infrastruktur, dan sebagainya," kata dia.

Srinivasan menekankan, reformasi pada area-area tersebut akan memberkan keuntungan bagi ekonomi dalam jangka menengah panjang. 

IMF juga memperkirakan ekonomi kawasan Asia Pasifik akan tumbuh 4,6% pada 2023, atau meningkat dari pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang hanya 3,9%. Kawasan Asia Pasifik tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan global pada tahun ini, meskipun menghadapi hambatan akibat perubahan permintaan global dari barang ke jasa dan kebijakan moneter yang lebih ketat. 

"Pertumbuhan diproyeksikan akan melambat menjadi 4,2% pada 2024 dan 3,9% dalam jangka menengah, seiring dengan perlambatan struktural Tiongkok dan penurunan pertumbuhan produktivitas di banyak negara lain yang mengurangi potensi kawasan," demikian tertulis dalam laporan IMF, dikutip Rabu (18/10).

Dalam laporan disebutkan, pembukaan kembali ekonomi Cina memberi dorongan bagi sektor jasa dan penjualan eceran, seperti yang dialami oleh ekonomi lain. Namun, manfaat bagi sektor manufaktur terbukti bersifat singkat. Sektor properti di Cina menghadapi tekanan lebih lanjut dalam pembayaran utang, penjualan rumah, dan investasi.

"Berdasarkan kelemahan ini, kami merevisi proyeksi pertumbuhan Cina menjadi 5% untuk 2023 dan 4,2% pada 2024," tertulis dalam laporan IMF.

Reporter: Zahwa Madjid