Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada Oktober 2023 mengalami inflasi sebesar 0,17% atau lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya, yakni 0,19%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah transportasi, yakni sebesar 0,55% dengan andil inflasi 0,07%.
"Dari sisi komoditas, penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,06%, bensin 0,04%, cabe rawit 0,03%, dan tarif angkutan udara 0,02%," ujar Pudji dalam Konferensi Pers Inflasi Oktober 2023, Rabu (1/11).
Selain itu, komoditas lain memberi andil inflasi 0,01%, di antaranya ialah cabe merah, emas perhiasan, tarif air minum PAM, dan sayuran hijau.
Berdasarkan laporan BPS, fnflasi secara tahunan tercatat 2,56%, lebih tinggi dari sebelumnya 2,28%. Sedangkan inflasi sepanjang tahun ini berada di level 1,8%.
"Inflasi bulanan Oktober lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, tapi lebih tinggi dibanding bulan yang sama tahun lalu," kata Pudji.
Inflasi menurut wilayah tercatat, dari 90 kota indeks harga konsumen, sebanyak 69 kota mengalami inflasi, dengan 42 kota di antaranya mengalami inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional. Sedangkan 21 kota mengalami deflasi.
Berdasarkan sebarannya, di Pulau Sumatra, Kota Palembang mengalami inflasi tertinggi, yakni 0,53%, sedangkan deflasi terdalam terjadi di Tanjung Pandan 0,62%.
di Jawa, inflasi tertinggi di wilayah Sumenep 0,63%, dan inflasi terendah di Tasikmalaya 0,01%. di Kalimantan, Inflasi tertinggi berlangsung di Palangka Raya 0,63%, sedangkan deflasi terdalam di Tarakan 0,13%.
Di Bali Nusa Tenggara, inflasi tertinggi di Kupang 0,47, sementara Bima mengalami deflasi terdalam 0,11%.
di Maluku Papua, Sorong inflasi tertinggi 0,74% dan deflasi terdalam adalah Tual 1,08%. di Sulawesi, inflasi tertinggi Gorontalo 1%, dan deflasi terdalam di Luwuk 0,58%.