Neraca dagang Indonesia surplus 42 bulan berturut-turut. Bank Indonesia atau BI menyampaikan, data positif ini diharapkan dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Surplus neraca dagang Oktober US$ 3,48 miliar, lebih tinggi dibandingkan September US$ 3,41 miliar. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, sumber utamanya yakni surplus nonmigas US$ 5,31 miliar.
“Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama komoditas batu bara, produk logam mulia dan perhiasan, serta produk manufaktur alas kaki dan besi baja,” ujar Erwin dalam keterangan pers dikutip Kamis (16/11).
Cina, Amerika, dan India masih menjadi kontributor utama ekspor nonmigas. BI juga mencatat impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.
Ekspor naik 6,76% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 22,5 miliar. Utamanya ditopang oleh sektor industri pengolahan dan pertambangan, terutama ekspor perhiasan, nikel, besi, hingga sepatu olahraga.
Sementara itu, defisit neraca dagang migas sedikit menurun menjadi US$ 1,84 miliar.