Rupiah diperkirakan akan menguat dengan potensi mencapai Rp 15.950 per dolar AS menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve dan berdasarkan data ekonomi AS yang positif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti bahwa Indonesia telah mencatat surplus perdagangan dalam 54 bulan terakhir hingga Oktober 2024, menunjukan ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 2,48 miliar atau setara Rp 39,4 triliun pada Oktober 2024. Capaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya.
BPS mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,26 miliar pada September 2024. Realisasi ini mencatatkan tren positif selama 53 bulan seiring dengan stabilnya ekonomi nasional.
BPS mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$3,26 miliar pada September 2024. Hal ini menandai surplus berkelanjutan selama 53 bulan sejak Mei 2020.
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia diperkirakan berlanjut pada September 2024, meski nilai surplus berpotensi menyusut dan terindikasi tidak berkualitas, didukung penurunan impor bahan baku.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 2,39 miliar pada Juni 2024. Nilai ini turun US$ 0,54 miliar jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 2,92 miliar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,36% ke level 7.179,83 pada perdagangan Rabu (15/5). Neraca perdagangan yang kembali surplus pada April menjadi katalis bagi IHSG.
Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2023 mencatat surplus US$ 3,31 miliar atau surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak mei 2020. Bagaimana pencapaiannya?
Sejumlah ekonom memprediksi neraca perdagangan Indonesia akan tetap mencatatkan surplus. Walau trennya akan menurun akibat harga komoditas batu bara dan CPO yang tertekan.