Rupiah Loyo ke 15.597 per Dolar AS, Minim Sentimen dari Domestik

ANTARA FOTO/Mecca Yumna/Ak/Spt.
Ilustrasi. Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti
26/2/2024, 09.48 WIB

Nilai tukar rupiah melemah 0,05% ke level 15.597 per dolar AS pada awal perdagangan Senin (26/2). Rupiah diperkirakan terus melemah sepanjang hari ini. 

Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,07%, yuan Cina melemah 0,03%, rupee India melemah 0,13%, dan dolar Singapura melemah 0,14%.

Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar AS. Belum ada data-data ekonomi terbaru dari domestik yang dapat menunjang rupiah. 

“Dengan absennya data ekonomi penting dari domestik sepekan ini, sentimen utama ada pada eksternal,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (26/2).

Lukman menilai, para investor masih akan mengantisipas serangkaian data ekonomi penting AS, seperti data inflasi, PDB dan manufaktur. Ia memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang 15.550-15.650 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra melihat dolar AS menguat terhadap nilai tukar emerging markets. Hal ini turut mendorong pelemahan rupiah. Dolar AS diperkirakan menguat hari ini mengantisipasi rilis  data inflasi Amerika Serikat pada Rabu (28/2).

Data inflasi tersebut menjadi salah satu informasi yang dilihat The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunganya. “Oleh karena itu, pelaku pasar mungkin juga melakukan antisipasi tidak mendorong pelemahan dolar AS lebih jauh sebelum data inflasi AS terbaru dirilis,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (26/2).

The Fed sebelumnya telah memberi petunjuk bahwa pemangkasan suku bunga acuan AS mungkin akan diberlakukan pada tahun ini. Namun, pelaku pasar mengharapkan pemangkasan suku bunga dapat  dilakukan lebih cepat.

Meski demikian, Ariston melihat potensi penguatan rupiah pekan ini masih ada. Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS ini karena pasar masih mendapatkan sentimen positif dari proyeksi sikap the Fed yang kemungkinan memangkas suku bunga acuannya tahun ini.

“Pekan lalu, petinggi-petinggi the Fed seperti John Williams dan Christopher Waller memberikan komentar mengenai kemungkinan pemangkasan di semester kedua tahun ini,” ujarnya.

Selain itu, menurut dia, pernyataan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur Pekan lalu terkait perkembangan ekonomi domestik yang stabil dan inflasi yang terjaga dapat memberikan sentimen positif. 

“Di awal pekan, mungkin rupiah bisa melemah ke arah 15.630 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar 15.550 per dolar AS,” ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid