Profil 4 Calon Menkeu Incaran Prabowo, 3 Orang eks Dirut Bank Mandiri

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat Kelima Pilpres 2024 yang diikuti tiga pasangan capres-cawapres tersebut bertema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Penulis: Sorta Tobing
28/2/2024, 12.46 WIB

Prabowo Subianto dikabarkan mengincar mantan bankir untuk posisi menteri keuangan pada pemerintahan barunya 2024-2029. Ada empat nama kandidat potensialnya.

Keempat nama tersebut, menurut laporan Bloomber, Rabu (28/2), adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Royke Tumilaar.

Mereka dipandang cocok untuk menggantikan posisi Sri Mulyani karena ahli dalam bidang keuangan dan terbukti efektif dalam hal kepemimpinan. Prabowo, menurut sumber Bloomberg, tidak akan melibatkan posisi menteri keuangan sebagai tawar-menawar politik apapun karena jabatannya yang krusial dan membutuhkan ketelitian dalam mengelola anggaran. 

Profil 4 Kandidat Menteri Keuangan Incaran Prabowo

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.)

1. Budi Gunadi Sadikin

Pria kelahiran Bogor, 6 Mei 1964 ini menjabat sebagai menteri kesehatan pada 23 Desember 2020. Ketika itu pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan ia menggantikan posisi Terawan Agus Putranto.

Budi dinilai berhasil mengendalikan penyebaran virus corona dan memanfaatkan jaringan internasional untuk pengadaan tes dan vaksin. Ia sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri BUMN. 

Pendidikan sarjananya ia awali di Institut Teknologi Bandung jurusan fisika nuklir. Budi lalu mengawali karier di IBM Asia-Pasifik, sebelum memulai pekerjaan di dunia perbankan.

Bank pertama tempat ia bekerja adalah Bank Bali. Sempat pula bekerja di ABN Amro Bank Indonesia & Malaysia sebagai Senior VP Consumer and Commercial Banking. Ia lalu pindah ke Bank Danamon.

Pada 2006, Budi bekerja sebagai direktur mikro dan retail banking di Bank Mandiri. Jabatan ini ia emban selama tujuh tahun. Pada 2013, ia menempati posisi direktur utama Bank Mandiri selama tiga tahun, sebelum menjabat berpindah ke Kementerian BUMN sebagai staf ahli, lalu wakil menteri BUMN. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.)

2. Kartika Wirjoatmodjo

Ia menjabat sebagai direktur utama Bank Mandiri, menggantikan Budi Gunadi Sadikin, pada 2016 hingga 2019. Pria kelahiran Surabaya, 18 Juli 1973 ini sebelumnya bekerja sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2014 sampai 2015. 

Kartika juga sempat memimpin PT Indonesia Infrastructure Finance pada 2011 hingga 2013. Kini ia menjabat sebagai wakil menteri BUMN. Jabatan yang sudah ia emban sejak 23 Oktober 2019. Lulusan akuntansi Universitas Indonesia ini juga menerima gelar MBA dari Erasmus University Rotterdam apda 2001. 

Kepala OJK Mahendra Siregar. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.)

3. Mahendra Siregar

Sebelum memimpin OJK pada 2022, Mahendra menempati sejumlah posisi penting di pemerintahan. Ia pernah menjabat wakil menteri luar negeri pada 2019-2022, wakil menteri perdagangan 2009-2011, wakil menteri keuangan 2011-2013, kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2013-2014, dan duta besar untuk Amerika Serikat pada 2019.  

Mahendra mengawali kariernya di Departemen Luar Negeri pada 1986, sebelum bergabung ke Kementerian Koordinator Perekonomian pada 2001. Latar belakang pendidikannya adalah sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia dan gelar master pada bidang yang sama dari Monash University.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.)

4. Royke Tumilaar

Royke pernah memimpin Bank Mandiri pada 2019 hingga 2020, menggantikan Kartika. Ia pertama kali bergabung pada bank tersebut pada 1998, usai krisis keuangan di Asia. 

Kariernya berawal sebagai analis kredit di Bank Dagang Negara. Setelah itu, pria kelahiran Manado, 21 Maret 1964 ini bergabung ke Bank Mandiri. Latar belakang pendidikannya adalah sarjana ekonomi Universitas Trisakti dan master bidang keuangan bisnis dari Univeristy of Technology Sydney.