Badan Pusat Statistik mencatat jumlah kelas menengah di Indonesia merosot pada 2024. Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jumlah dan persentase penduduk kelas menengah mulai menurun pascapandemi Covid-19.
“Sebelum Covid-19 atau pada 2019 memang kelas menengah berjumlah 57,33 juta orang atau kira-kira 21,5% dari total penduduk Indonesia tapi di 2024 turun,” kata Amalia dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (28/8).
Pada 2021 jumlah penduduk kelas menengah turun menjadi 53,83 juta orang dengan proporsi 19,82%. Penurunannya terus berlanjut pada 2022 menjadi 49,51 juta orang dan pada 2023 hanya 48,27 orang.
Tahun ini tren serupa terus terjadi. Angka kelas menengah saat ini menjadi 47,85 juta orang dengan proporsi 17,13%. “Memang kami identifikasi masih ada scarring effect (efek luka) dari pandemi terhadap ketahanan kelas menengah,” ujar Amalia.
Dari sisi lapangan usaha dan status pekerjaan kelas menengah, sebanyak 57% kelas menengah bekerja di sektor jasa, 22,98% bekerja di sektor industri, dan 19,97% di sektor pertanian. Terdapat pula kenaikan proporsi kelas menengah yang bekerja di sektor pertanian dibandingkan 10 tahun lalu.
Insentif Menjaga Daya Beli Kelas Menengah
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah memutuskan untuk menebar sejumlah insentif hingga bantuan sosial atau bansos untuk mendorong daya beli kelas menengah. Salah satu stimulusnya adalah pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah atau PPN DTP perumahan 100% selama September hingga Desember 2024.
Selain itu, dukungan pemerintah pada sektor perumahan tetap diberikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah alias MBR. "Dukungan ini melalui penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP 2024 dari 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, kemarin.
Ia mengatakan, peran kelas menengah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kelompok ini mewakili setengah dari total konsumsi rumah tangga nasional.
"Saat ini, kelas menengah jika digabung dengan aspiring middle class atau menuju kelas menengah mewakili 64% dari populasi Indonesia dengan jumlah sekitar 167,7 juta orang,” ujar Airlangga.
Karakteristik utama kelas menengah di Indonesia mencakup pola konsumsi beragam dengan pengeluaran terbesar dialokasikan untuk makanan, diikuti oleh perumahan, kendaraan, kesehatan, pendidikan hingga hiburan.
Berdasarkan karakteristik pekerjaan, sebagian besar pekerja dari kelas menengah memiliki pekerjaan formal, dan lainnya menjalankan bisnis produktif atau menjadi wirausaha.