Survei Katadata Insight Center menemukan bahwa 7 dari 10 warga kelas menengah di Indonesia pernah mengalami defisit finansial dan harus menggunakan tabungan untuk menambal kebutuhan.
Survei KIC mencatat, kelas menengah menunjukkan perilaku keuangan yang positif. Mereka memilih bertahan hidup dari tabungan dan menjalani pekerjaan sampingan.
Wakil Menteri Keuangan Thimas Djiwandono meyakini kelas menengah di Indonesia tetap berpeluang meningkat dalam jangka panjang melalui insentif dan kebijakan yang akan digulirkan pemerintah.
Kondisi kelas menengah di Indonesia yang masih jauh dari kebebasan finansial terindikasi dari tiga aspek, yakni tempat tinggal, pendidikan, dan layanan kesehatan berdasarkan survei KIC.
Survei KIC menunjukkan, kelas menengah di Indonesia memiliki pengelolaan keuangan yang cenderung baik sehingga keterbatasan mereka meningkatkan skala ekonominya lebih disebabkan oleh faktor eksternal.
Survei Katadata Insight Center menunjukkan, kelas menengah memiliki keterbatasan untuk menabung dan berinvestasi karena mayoritas pendapatannya habis untuk kebutuhan pokok dan membayar cicilan.
Kritik terhadap rencana penerapan cukai minuman berpemanis pada semester II 2025 menyoroti kelas menengah yang belum tepat di tengah upaya pemulihan daya beli kelas menengah.
Indonesia menghadapi stagnasi ekonomi pada 2025 dengan penurunan penerimaan pajak dan berbagai kebijakan fiskal di tengah perlambatan global dan domestik selama kepemimpinan Prabowo Subianto.
Pemerintah resmi meningkatkan PPN dari 11% menjadi 12% mulai Januari 2025, berdampak pada berbagai kelompok masyarakat, namun barang kebutuhan pokok tetap bebas PPN.