Bos BI Janjikan Warga RI Bisa Belanja di Cina dan Jepang Pakai QRIS Tahun Ini

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat.
7/8/2025, 13.26 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam waktu dekat akan bisa digunakan di Jepang dan Cina. Saat ini, sistem pembayaran digital tersebut sudah dapat digunakan di Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Insya Allah pertengahan tahun ini QRIS kita bisa diterima di Jepang,” kata Perry saat menghadiri Opening Ceremony Karya Kreatif Indonesia 2025 di JCC, Kamis (7/8).

Sebelumnya, Bank Indonesia menyampaikan bahwa layanan QRIS akan bisa digunakan di Jepang mulai 17 Agustus 2025. Peluncuran ini bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

“Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan yang berarti, kita bisa launching penggunaan itu (QRIS di Jepang) tanggal 17 Agustus yang akan datang,” kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers secara daring, Rabu (22/5).

Tak hanya di Jepang, perluasan QRIS juga akan dilakukan hingga Cina. Perry menargetkan warga Indonesia bisa bertransaksi di Cina menggunakan QRIS pada akhir tahun ini.

Transaksi QRIS Tembus Rp 579 triliun

Bank Indonesia mencatat bahwa saat ini pemanfaatan QRIS telah menjangkau 57 juta pengguna. Dari jumlah tersebut, terdapat 39,3 juta merchant yang menggunakan QRIS, di mana 93,16% di antaranya merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

BI juga mencatat jumlah transaksi QRIS saat ini telah mencapai 6,05 miliar dengan nilai total sebesar Rp 579 triliun.

Untuk terus mendorong adopsi QRIS, BI kembali menggelar kampanye QRIS Jelajah Indonesia, yang memadukan pengembangan ekosistem pembayaran digital dengan promosi wisata dan budaya nasional.

“Gerakan ini mengajak masyarakat untuk berwisata sekaligus bertransaksi menggunakan instrumen keuangan digital,” ujar Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam pernyataan tertulisnya, Senin (4/8).

Ia berharap kampanye ini dapat semakin memperkuat digitalisasi sebagai fondasi inklusi keuangan serta mendukung kemajuan UMKM di seluruh Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti