Harga Properti Turun, Penjualan Rumah residensial Terkontraksi 1,29%
Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan harga penjualan properti residensial pada kuartal III 2025. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR), harga properti di pasar primer pada periode tersebut mengalami penyusutan.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan pelemahan ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang hanya tumbuh 0,84% secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II 2025 yang sebesar 0,90% yoy,” ujar Denny dalam keterangan tertulis, Kamis (6/11).
Sejalan dengan perkembangan harga yang melandai, penjualan unit properti residensial tipe menengah dan besar masih menunjukkan kelesuan. Kondisi ini terjadi di tengah peningkatan penjualan untuk properti tipe kecil, yang masih mencatatkan kinerja positif.
Secara keseluruhan, penjualan unit properti residensial di pasar primer terkontraksi 1,29% yoy. Namun, angka tersebut membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat kontraksi 3,80% yoy.
Mayoritas Pembiayaan Masih Lewat KPR
Dari sisi pembiayaan, hasil survei BI menunjukkan bahwa sumber utama pendanaan pembangunan properti residensial masih didominasi oleh dana internal pengembang, dengan pangsa mencapai 77,67%.
Sementara dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Pangsa pembelian rumah melalui KPR mencapai 74,41% dari total pembiayaan,” kata Denny.