Sudah sepekan lebih sejumlah rumah sakit kekurangan alat pelindung diri atau APD untuk petugas kesehatan di sana. Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya pun kewalahan dengan lonjakan orang yang terinfeksi virus corona di tempatnya bertugas.
Untuk memenuhinya, pemerintah mendorong perusahaan sektor kesehatan mempercepat produksi APD. Tak hanya pabrikan besar, sejumlah konveksi dipacu untuk mengadakannya. Pusat Industri Kecil (PIK) di Penggilingan, Jakarta Timur, satu di antara penyediaan APD terstandar yang di tetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
“Sebelumnya kami pernah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam produksi APD. Kami sudah tau betul bagaimana standar yang harus diterapkan,” kata Riswan, salah satu pemilik konveksi di sana.
(Baca: Perawat Keluhkan Minimnya Alat Pelindung Diri Menangani Pasien Corona)
Menggunakan bahan jenis parasut, dalam satu hari para pekerja dapat menyelesaikan kurang lebih 50 APD. Dalam kondisi pendemi Covid-19 saat ini, Riswan kebanjiran pesanan dari berbagai instansi kesehatan dan rumah sakit. Meski begitu dia tidak memasang harga tinggi.
Ada dua jenis APD yang dia sediakan. Untuk yang berharga Rp 45 ribu hanya bisa digunakan satu kali, dan harga Rp 75 – 100 ribu untuk APD yang bisa di cuci dan beberapa kali pakai. “Memang berkah. Namun untuk membantu tenaga medis, kami memberikan harga yang standar sebagai bentuk kepedulian,” kata dia yang memulai usahanya sejak 2011.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pekerja menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (24/3). Lonjakan jumlah kasus penyebaran virus corona (COVID-19) di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan alat perlindungan diri (APD). Pakaian untuk alat perlindungan diri tersebut dijual dengan harga Rp. 100.000.