Perang Dagang jadi Tantangan Pemerintahan Berikutnya

KATADATA/JOSHUA SIRINGO RINGO
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Penulis: Tim Redaksi
25/8/2019, 09.30 WIB

Kurang dari dua bulan lagi, Muhammad Jusuf Kalla (JK) akan merampungkan tugasnya sebagai Wakil Presiden RI. Setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak tahun 2014, JK akan meneruskan tongkat estafet jabatan wakil presiden kepada Ma'ruf Amin periode 2019-2024.

Selama hampir lima tahun menjadi orang nomor dua di republik ini, JK cukup berperan dalam memutar roda pemerintahan ini, baik di bidang ekonomi, politik, hingga hubungan luar negeri. Namun, di mata politisi kawakan tersebut, masih ada sejumlah pekerjaan rumah dan tantangan yang dihadapi pemerintahan baru mendatang.

"Tantangan bangsa di berbagai bidang, perbedaan pendapat, konflik bukan fisik tapi (perbedaan) pandangan-pandangan," kata Jusuf Kalla dalam wawancara khusus dengan Katadata.co.id di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 30 Juli lalu.

Dalam wawancara tersebut, dia menjelaskan pencapaian yang sudah diraih, harapan berikut sejumlah tantangan yang akan dihadapi pemerintahan baru serta rencananya ke depan setelah tak lagi menjadi wakil presiden.

Bapak akan segera merampungkan tugas dan amanat sebagai wakil presiden. Bagaimana perasaannya di akhir masa tugas ini?

Biasa saja karena bagi saya tugas itu dijalankan sebagai amanah. Kalau berakhir, saya tentu akan melanjutkan dengan pengabdian-pengabdian yang lain, jadi bebas lah, lega. Saya sudah dua kali (menjabat sebagai wapres), cukup lah. Sudah mengalami masa yang lalu, setelah selesai juga saya aktif di kegiatan sosial, pendidikan, dan keagamaan, itu juga tugas yang menyenangkan.

Selama lima tahun mendampingi Jokowi, apa saja tantangan yang dihadapi dalam menjalankan roda pemerintahan?

Tantangan bangsa tentu di berbagai bidang, ada katakanlah perbedaan pendapat, konflik bukan fisik tapi (perbedaan) pandangan-pandangan. Semua bisa diamankan. Yang berat masalah ekonomi, karena bukan saja masalah kita. Ini masalah regional, menyangkut lapangan kerja, kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi (negara) lain.

Apa saja program pemerintah yang sudah terealisasi dan mencapai target?
Ya seperti yang sering dibicarakan, pemerintah banyak membangun infrastruktur. Dalam lima tahun, di bidang ekonomi lainnya tentu ada hal yang dicapai, ada yang belum.

Apa tugas atau pekerjaan rumah yang perlu menjadi perhatian pemerintahan baru?

Tetap saja melanjutkan programnya. Yang paling mendesak adalah suasana dunia ini yang penuh dengan persaingan, hanya bisa dimenangkan dengan inovasi, kerja keras, dan teknologi. Jika kita tidak cepat tanggap terhadap masa depan, itu lebih keras lagi di persaingan dengan inovasi-inovasi.

Bagaimana kondisi ekonomi saat ini dan fokus apa yang harus dikerjakan pemerintahan mendatang?

Seperti yang saya katakan tadi ekonomi ini bukan masalah kita sendiri, seluruh bagian di dunia merasa berat. China, Amerika, perang dagang antara mereka itu berdampak luas pada penurunan ekspor, inovasi, lapangan kerja, kita harus bangun lagi lapangan kerja.

Hasil survei Katadata Investor Confidence Index terhadap ratusan pengelola dana di pasar modal menginginkan pos menteri bidang ekonomi diisi kalangan profesional, bukan politisi. Bagaimana menurut Anda?

Ada memang posisi menteri sejak awal kita tempatkan menteri-menteri yang non-partai, seperti menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), keuangan, itu tidak pernah dari orang partai. Bukan berarti orang partai tidak profesional, tapi harus betul-betul posisi yang diduduki dilaksanakan oleh orang yang profesional juga. Harus karena partai itu yang berjuang memenangkan presiden.

Anda juga menjembatani komunikasi antara Bapak Jokowi dan Bapak Prabowo Subianto saat suhu politik nasional memanas pasca pilpres lalu. Bagaimana prosesnya saat itu?

Itu yang pertama ya. Yang kedua saya tidak terlibat, saya menghubungi Pak Prabowo. Kami berbicara tapi ini tidak dipublikasikan. Kami saling memahami bahwa tujuan kami sama, yakni memajukan bangsa ini. Karena itu, kami meminta politik ini secara damai, konstitusional, tidak melibatkan massa. Setelah pertemuan itu, tenang semua.

Apa harapan terhadap kondisi Indonesia pasca-Pemilu 2019 dan lima tahun ke depan?

Harapan saya, Indonesia lebih maju, mampu bersaing. Pertumbuhan ekonomi kita lebih dari 5,2 persen, meskipun jauh dari target 7 persen. Sekali lagi, hanya bisa dimenangkan dengan inovasi, teknologi, kerja keras, dan stabilitas ekonomi.

Jusuf Kalla (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Setelah purnatugas ini, apa rencana ke depan? Apakah pensiun dari dunia politik, menulis buku, atau menghabiskan waktu di rumah bersama cucu-cucu?

Ketiga-tiganya. Pertama, terjun kembali di bidang sosial, keagamaan, dan bidang pendidikan. Itu tiga hal yang selalu yang ingin saya laksanakan. Tentu saya senang kumpul dengan cucu-cucu saya, ada yang sudah beranjak remaja. Kegiatan lainnya, membaca dan menulis buku. Juga memberikan ceramah di mana-mana.

Video Anda menari bersama Jamila (cucu Jusuf Kalla) diiringi lagu hip-hop sempat viral. Apakah Bapak menyukai musik hip-hop? Apa musik favorit Bapak?

Saya sukanya dangdut. Macam-macam lah atau musik-musik yang tenang. Itu (menari) dengan Jamila itu tidak sengaja. Masuk kamar lihat dia menari, saya ikut-ikut saja. Kebetulan itu malam Minggu dan dia di rumah, saya tidak sadar itu direkam.

Apa pesan dan tips untuk Wakil Presiden terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin?

Pertama, kita sebagai pembantu pesiden laksanakan tugas-tugas yang sudah diatur, otonomi daerah, pariwisata, dan birokrasi. Di samping itu, harus berinisiatif untuk kemajuan bangsa kita tentunya dengan persetujuan Presiden, apakah itu tentang perdamaian atau yang lainnya.