Pegadaian Butuh Transformasi

Ilustrator: Betaria Sarulina | Katadata
Penulis: Tim Redaksi
2/6/2018, 12.32 WIB

Cafe The Gade menjadi bisnis baru Pegadaian?

The Gade ini salah satu upaya agar orang yang datang ke Pegadaian bertambah. Asumsinya, selama ini anak muda mungkin malu datang atau tidak tahu Pegadaian itu apa. Pegadaian itu adalah bisnis yang bukan hanya melayani orang tua. Dengan dibukanya cafe The Gade, semua jadi melek "Oh ternyata kita bisa kerja di sini sambil kongkow-kongkow." Itu saja sebenarnya.

Yang datang ke The Gade ini rata-rata anak muda. Sekarang, 68% orang yang datang ke Pegadaian, usianya di bawah 45 tahun dan memang 72% itu perempuan. Ketika kami berikan layanan digital, tanpa perlu datang ke Pegadaian, pengaksesnya mayoritas laki-laki. Kesimpulannya bahwa laki-laki malu datang ke Pegadaian.

Anak muda mungkin malu, tetapi begitu datang ke The Gade, dia bisa baca di cangkir minumnya "Investasi Emas.” Mereka akan tahu, ternyata tidak hanya ke Pegadaian tidak hanya untuk berutang, Investasi emas juga bisa, produk-produk yang lain juga ada, remiten, segala macam. Mungkin ini cara saya untuk memperkenalkan produk Pegadaian tidak melulu produk ngasih pinjaman kepada orang susah, itu semangatnya.

Ada rencana membangun The Gade di cabang-cabang?

Sedang dikerjakan. Paling lambat, Juni ini 12 wilayah sudah ada seperti ini, di setiap wilayah minimal satu. Rata-rata di wilayah meminta dua atau tiga, tapi saya wajibkan satu minimal.

Bagaimana dengan program Tabungan Emas?

Tabungan emas kami sudah naik terus, sekarang mungkin sudah 1,5 ton emas, nasabahnya 1,2 juta orang. Tahun ini targetnya 2 ton tabungan emas. Keuntungan tabungan emas itu tidak berbentuk bunga, melainkan selisih kenaikan harga. Ini sangat syariah.

Simulasinya, misalkan harga emas Rp 500 ribu/gram. Nasabah yang menyetorkan rekening ke tabungan emas sebesar Rp 500 ribu akan dapat saldo 1 gram emas. Sebulan kemudian harga emas naik menjadi Rp 600 ribu per gram. Kemudian dia mau mengambil tabungannya 0,5 gram, dia akan mendapat Rp 300 ribu dan sisa saldonya masih 1,5 gram emas. 

Berapa kontribusi tabungan emas terhadap pendapatan?

Kami cuma dapat fee yang masih belum besar. Tapimemperbesar tabungan emas di masyarakat itu dapat pahala ekonomi, dapat pahala dunia-akhirat itu. Jadi kami memang tidak semata-mata menghitung pakai dapat untung berapa. Kalau untung paling banyak dari bisnis pergadaian.

 Bagaimana dengan gadai emas?

cost standing loan kami tahun lalu Rp 36,9 triliun. Rinciannya non-gadai Rp 3,5 triliun. Berarti yang gadai itu Rp 33 triliun. Dari yang gadai itu 90% atau Rp 30 triliun diantaranya dijamin emas.

 Jadi, berapa total emas yang digadaikan di Pegadaian?

Pegadaian punya sekitar 70 ton emas setiap hari. Kalau kreditnya saja Rp 30 triliun dijamin emas, sementara LTV-nya (batas nilai pinjaman) cuma 80%, maka setiap hari Pegadaian punya 70 ton emas. Itu yang tidak bisa dilawan oleh gadai swasta.

Kalau mau tumbuh lebih besar, kami harus memperluas produk yang dijaminkan, bukan hanya emas. Makanya saya kemarin sudah tanda tangan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang, kita menerima rahn (gadai) tanah.

Apakah sudah berjalan gadai tanah?

Kami coba pilot. Ini untuk memonetasi sertifikat tanah yang di programnya Pak Jokowi. Karena kalau tidak dimonetasi, tidak ada gunanya, hanya administratif saja.

Perbankan tidak boleh membiayai tanah. Tanah kalau dibawa ke bank, itu bukan jaminan utama karena jaminan utama kredit perbankan adalah proyek yang dibiayai. Sehingga tanah kalau dibawa ke bank, statusnya adalah jaminan tambahan dan diikat secara hak tanggungan.

Sedangkan kalau dibawa ke pegadaian swasta, gadai konvensional, tidak bisa. Karena gadai, prinsipnya barang yang harus diserahkan. Tanah tidak bisa diserahkan. Tanah di Bogor diserahkan di Pegadaian, tidak bisa. Makanya kami dekati secara rahn (gadai) syariah, rahn tasjily. Sertifikat cukup diserahkan ke Pegadaian. Kemudian yang dibiayai bukan nilai tanah, tapi kebutuhan modal kerja untuk memproduktifkan tanah itu.

Misalnya menanam padi. Satu hektare tanah mungkin harganya Rp 1 miliar, bukan berarti dikasih Rp 800 juta. Untuk memproduksi padi satu hektar, itu butuh berapa juta? Butuh Rp 10 juta, kita kasih Rp 10 juta, tenornya 3 bulan sampai 4 bulan, nanti panen baru bayar. Kalau tidak bisa bayar, tidak bisa menebus, tidak usah dijual tanahnya. Disewakan saja satu musim sudah cukup.

Berapa bunga yang ditetapkan Pegadaian?

Macam-macam, tapi yang jelas kami tidak bisa semurah KUR yang bisa 7%. Lebih murah dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Masyarakat bawah itu sebenarnya tidak sensitif dengan bunga. Yang penting mudah dan cepat, kami bisa 15 menit cair. Makanya mereka tidak ada yang komplain masalah bunga, walaupun lebih besar dari perbankan.

Misalnya, orang meminjam Rp 1 juta. Kalau bunganya 20% berarti Rp 200 ribu. Dibagi 12 bulan, hanya sekitar Rp12.000 bunganya per bulan. Kalau bunganya diturunkan menjadi 10%, berarti Rp6.000 per bulan. Tapi, bagi masyarakat itu membayar Rp 6.000 dengan Rp 12.000 tidak terlalu terasa.

Berapa rasio pinjaman macet (nonperformance loan/ NPL) di Pegadaian?

NPL kami 1% gross, Nett-nya 0,8%. Itu saja gross masih dijamin, jaminannya emas. Selama ini memang NPL-nya rendah. Karena saat kreditnya macet, langsung dihapus buku, berganti kredit baru lagi. Biasanya orang menggadaikan emas. Waktu itu dia ambil pinjaman Rp 1 juta, katakanlah emasnya 2 gram dengan harga emas saat itu Rp 600.000 per gram. Ketika harga emas turun jadi Rp 500 ribu/gram, mereka tidak akan menebus. Itu yang menjadi NPL kalau tidak ditebus. Namun, meski harganya turun, emas itu masih bisa menutupi pinjamannya.

Memang dari dulu sudah rendah. Apalagi dulu hanya berani memberikan pembiayaan untuk emas saja. Sekarang kami berani memberikan untuk produk lain berdasarkan perhitungan risikonya.

Berapa jumlah cabang dan outlet Pegadaian?

Sekarang kami punya 400 cabang dengan 4.319 outlet. Kami tidak perlu menambah outlet, cukup menambah agen saja, jadi tidak perlu investasi.

 Berapa belanja modal (capex) tahun ini?

Capex kami tahun ini Rp 1,2 Triliun. Rencananya Rp 500 miliar untuk investasi di teknologi informasi (IT), selebihnya untuk gedung, termasuk mencanangkan perbaikan cabang-cabang kami. Sekitar 1.000 cabang kami butuh perbaikan. Kami akan kerjakan menggunakan program Padat Karya Tunai atau Cash for Work.

Program ini bisa memberikan pekerjaan bagi 300 ribu orang untuk perbaikan kantor cabang, seperti pengecatan. Tujuannya sama dengan program pemerintah, mempekerjakan orang. Cara terbaik menyejahterakan rakyat adalah dengan memberikan pekerjaan, bukan memberikan bantuan tunai.

 Capex itu juga untuk akuisisi atau masuk ke bisnis teknologi finansial (fintech)?

Tinggal tunggu saja, fintech kami yang lebih spesifik. Ada, tapi tapi kan saya tidak perlu buka semua. Fintech itu kalau cuma punya teknologinya saja, tidak tahu environment-nya, jangan harap bisa untung. Intinya, Pegadaian pasti akan masuk fintech, pasti.

 Target kinerja keuangan tahun ini?

Tahun ini kami ingin total asetnya Rp 58,5 triliun dari Rp 48,7 triliun di 2017. Kemudian outstanding loan Rp 36,9 triliun menjadi Rp 45,4 triliun. Omset dari Rp 125 triliun menjadi Rp 145,4 triliun. Laba bersih dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 2,7 triliun. Jumlah nasabah dari 9,5 juta ingin menambah 2 juta sehingga menjadi 11,5 juta nasabah.

Halaman: