Menteri BUMN Erick Thohir kembali menegaskan, sangat berpihak pada sektor UMKM dan itu menjadi salah satu prioritas utama Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Erick Thohir mengatakan, kontribusi BUMN dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44% yoy pada triwulan II tahun 2022. Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/8/2022).
Tentunya, itu akan berkorelasi langsung dengan peningkatan daya saing UMKM. “Keberpihakan kepada UMKM menjadi bagian terpenting dalam upaya Indonesia membangun ekonomi kerakyatan,” kata Erick pada Senin (8/8/).
Erick mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Sebab, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), jumlah UMKM di Tanah Air mencapai sekitar 65 juta pelaku dan menyumbang 62% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau senilai Rp 8.574 triliun.
“Jangan lupa, UMKM sukses menyerap tenaga kerja sekitar 97 persen dari daya serap dunia usaha pada 2020.”
Erick mengungkapkan, ketahanan perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global tidak terlepas dari peran BUMN yang sehat sebagai motor pemulihan ekonomi nasional.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang besar akan terasa percuma jika tak diiringi dengan peningkatan daya saing di sektor UMKM.
Erick menyebut, Kementerian BUMN memprediksi total aset BUMN telah mencapai sekitar Rp 9.000 triliun di 2021 atau sekitar 53% dari PDB. Karena itulah, menurut dia, BUMN yang sehat membantu mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berbasis adil dan makmur.
“Masyarakat yang makmur mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” katanya.
Saat ini, kata Erick, porsi pembiayaan untuk UMKM di Indonesia baru sekira 20% atau masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Singapura yang sudah sebesar 39%.
Kemudian Malaysia dan Thailand yang sebesar 50%, atau dengan Jepang yang mencapai 65% dan Korea Selatan dengan nilai 80%.
Terkait hal itu, Erick menegaskan, bahwa Presiden bertekad pembiayaan perbankan sektor UMKM dapat mencapai 30 persen pada 2024. “Dan terus meningkat hingga 50 persen,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu kembali mengatakan, bahwa dirinya akan terus mendorong BUMN untuk meningkatkan akselerasi dalam membantu UMKM naik kelas, baik lewat program kredit usaha rakyat (KUR) hingga platform Pasar Digital (PaDi) UMKM.
Hingga saat ini, ungkap Erick, kontribusi bank-bank pelat merah atau (Himbara) terhadap KUR nasional sudah mencapai Rp 260 triliun atau 92,4 persen dari total KUR yang sebesar Rp 282 triliun.
Menurut dia, PaDi sebagai jembatan untuk mempertemukan UMKM ke dalam ekosistem pengadaan BUMN dan telah mencapai total nilai transaksi Rp 18 triliun bersama 12.960 UMKM per TW II 2022.
(Tim Riset Katadata)