Tantangan UMKM Lokal di Tengah Perluasan Transformasi Digital

Katadata
Penulis: Muhammad Taufik - Tim Publikasi Katadata
23/8/2022, 15.12 WIB

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal masih dihadapkan pada sejumlah tantangan di tengah proses transformasi digital. Terlebih guna menghadapi gejolak ekonomi di masa mendatang, UMKM dituntut untuk berkembang dan mudah beradaptasi dengan berbagai situasi.

Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar dan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) Fixy mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah mengakibatkan supply shock pada UMKM dan secara tidak langsung menghambat terjadinya pertumbuhan ekonomi.

Situasi perekonomian demikian, lanjutnya, dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga harus diantisipasi oleh UMKM dengan mengusung proses bisnis yang berkelanjutan.

”Sebenarnya yang paling penting ketika UMKM onboarding adalah apa yang akan terjadi setelah onboarding, jadi ini soal kesiapan,” kata Fixy.

Ia melanjutkan bahwa antusiasme publik untuk mendorong pertumbuhan UMKM semakin terlihat  signifikan. Akan tetapi pertumbuhan itu terkadang tidak sejalan dengan kesiapan para pelaku UMKM saat menghadapi tantangan pasar yang terus berubah, khususnya yang ada di daerah.

”Ini juga berkaitan dengan mindset dan perilaku konsumen daerah yang masih mengandalkan pasar untuk transaksi fisik. Maka, di sisi lain literasi digital harus terus disosialisasikan.” Ujar Fixy, yang berbicara pada webinar berjudul ”Yang Lokal, Yang Juara”, untuk memperingati Hari UMKM Nasional 2022, yang jatuh pada 12 Agustus lalu. Webinar ini diselenggarakan oleh Tokopedia bersama dengan Katadata. 

Kesiapan UMKM lokal, lanjut Fixy, mesti mengacu pada pola pikir terkait profesionalitas, dan tingkat adaptasi terhadap ritme perdagangan masa kini yang kian cepat di arus transformasi digital. 

Sebab, pola pikir pelaku UMKM yang terus berkembang dan terbuka terhadap perubahan, akan turut meningkatkan kapasitas UMKM di tengah persaingan pasar.

”UMKM harus mulai disiplin menata organisasi bisnis. Jadi tidak buka toko seenaknya, tutup seenaknya,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Hilmi Adrianto mengatakan bahwa penataan bisnis UMKM termasuk dalam agenda besar Tokopedia, yang sudah secara konsisten melakukan penetrasi digital di berbagai daerah.

Kedua upaya ini berkaitan erat  dengan misi Tokopedia untuk melakukan pemerataan ekonomi secara digital.

”Kita berusaha sekali untuk menciptakan Super Ecosystem, di mana siapa pun bisa memulai dan menemukan apa pun. Maka dari itu kita harus mengupayakan fasilitas untuk semua yang ingin memulai mendirikan UMKM.”

Hilmi mengatakan, bahwa Tokopedia saat ini menjadi rumah bagi 12 juta penjual, di mana 86,5 persen merupakan pedagang baru. Pertumbuhan penjual di Tokopedia ini berlangsung secara signifikan di era pandemi yang disebabkan oleh percepatan digitalisasi yang melonjak pesat.

”Ini menunjukkan transformasi digital berhasil. Dalam arti penjual mulai masuk ke platform, beserta transaksinya.” Ujar Hilmi.

Tokopedia, kata Hilmi, juga telah menyediakan fasilitas untuk pengembangan UMKM. Fasilitas ini juga dapat berfungsi sebagai solusi atas kendala yang dialami oleh UMKM seperti akses logistik, supply chain, dan akses internet yang tidak merata antara kota besar dan kota kecil di daerah.

Hilmi menambahkan bahwa ketimpangan akses logistik di kota besar dan kota kecil dapat diatasi dengan menyediakan jembatan penghubung di antara keduanya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk inisiatif Hyperlocal, yang bertujuan meningkatkan exposure bagi pedagang lokal dengan potensi penjualan besar.

Hyperlocal mengusung teknologi geo-tagging untuk mendekatkan penjual dengan pembeli setempat agar UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh.” Ujar Hilmi.

Di sisi lain, Hilmi mengatakan, Tokopedia juga terus mendorong UMKM di Tokopedia untuk meningkatkan literasi digital. Melalui berbagai kelas seperti Kelas Perempuan Maju Digital (KPMD), dan Pusat Edukasi Seller Tokopedia, literasi digital di ekosistem Tokopedia, diharapkan dapat mendorong pemerataan keterampilan digital.   

Lebih lanjut, Tokopedia juga menyediakan fitur ”Dilayani Tokopedia” sebagai layanan fulfilment berupa gudang pintar untuk melayani UMKM di berbagai daerah. Fitur ini akan memudahkan pelayanan, dan mendekatkan keterjangkauan akses logistik bagi penjual dan produsen.

”Yang paling penting adalah menemukan business matching, business matching ini nanti akan mempertemukan antara penjual dengan produsen. Ini adalah konsep komunitas di dalam Tokopedia, untuk memperkuat pelaku UMKM di dalam Tokopedia.” Kata Hilmi.

Sejauh ini Tokopedia telah menghasilkan berbagai pelaku UMKM yang sukses membesarkan brand mereka sendiri. Salah satunya ialah Merri Aisir, yang memulai brand rendang kering dalam kemasan bernama UniNam dari 2011, dan kini telah memiliki pangsa pasar dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia.

”UniNam ini diproduksi di Payakumbuh, Sumatera Barat. Dan pasarnya sudah menjangkau hampir seluruh indonesia, dari barat sampai timur Indonesia.” Ujar Merri.

Ide awal Merri mendirikan UniNam ini dimulai dari sebuah keinginan sederhana. Merri mengatakan dahulu kesulitan menemukan warung makan yang menyediakan konsep kemasan secara simpel, praktis, dan bisa dibawa ke mana-mana. Karena melihat sedikit penjual di lahan ini, ia menangkap peluang, lalu mendirikan UniNam dengan komoditas utama rendang kering dalam kemasan.

”Sejak 2011 saya mulai berjualan di Tokopedia. Dan saya mencoba ini dengan modal hanya dua juta rupiah.” Ujar Merri.

Kendala awal yang dihadapi Merri saat memulai berjualan di Tokopedia adalah awam mengenai teknis pemasaran di ekosistem digital dan kurang menguasai piranti teknologi terbaru. Untuk mengatasi kendala tersebut, ia mencari solusi dengan menghubungi pihak Tokopedia.

”Dengan tim Tokopedia, saya diajari dengan detail bagaimana cara memasarkan produk di Tokopedia, dan bagaimana strateginya.” Ujar Merri.

Terkait omzet penjualan, Merri berujar setiap hari dirinya bisa mendapat pesanan dari Tokopedia. Merri juga menambahkan ia selalu beradaptasi dengan berbagai keadaan, untuk mempertahankan pasar sekaligus meningkatkan kapasitas penjualan. 

”Saya selalu cepat menjawab pertanyaan konsumen, diskusi di kolom tokopedia juga saya ikuti. Saya selalu merespon dengan cepat, dan rajin menjalin komunikasi dengan konsumen,” katanya.

Eksistensi bisnis UMKM di ekosistem digital, ujar Merri, harus mengandalkan kreativitas, dan menjaga kualitas pelayanan. Dengan begitu, loyalitas pelanggan akan bertumbuh, sejalan dengan proses perkembangan bisnis itu sendiri.