Ambisi Bandara Kualanamu untuk Menjadi International Hub

Katadata
Penulis: Dicky Christanto W.D - Tim Publikasi Katadata
27/9/2022, 16.26 WIB

Selain membenahi kualitas fisik dan operasional bandara, AVI juga memikirkan traffic development strategy, untuk membangun trafik di Bandar Udara Kualanamu.

Ahmad menambahkan bahwa posisi Kualanamu yang dekat dengan India, Pakistan, dan Bangladesh dapat dijadikan hub dari berbagai bandara ketiga negara tersebut, sehingga penumpang bisa memilih singgah ke Kualanamu sebelum melanjutkan ke berbagai daerah lainnya.

Ahmad mengakui saat ini rasio penumpang internasional masih di bawah kisaran 10 persen. Tahun depan, katanya, diharapkan terjadi peningkatan menjadi 82 persen penumpang domestik berbanding 18 persen penumpang rute internasional.

Hanya saja, menurut Ahmad, Bandara Kualanamu membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat berupa regulasi yang mendukung posisinya sebagai international hub nantinya.

Ahmad lantas menyoal Bandara Internasional Changi di Singapura yang mampu menyediakan penerbangan langsung ke beberapa destinasi di Sumatra, seperti kota Padang dan Pekanbaru di Riau. Hal tersebut sebagai salah satu ganjalan yang mampu mengurangi minat penumpang untuk melirik Kualanamu.

“Sekiranya kami mendapat dukungan sebagai international hub satu-satunya Sumatra, misalnya, dari regulator, akan lebih menguntungkan,” ujar Ahmad.

Balqis Kusumawati, Koordinator Infrastruktur Konektivitas Antar Moda pada Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), mengakui bahwa persaingan dengan Changi sulit untuk dihindarkan.

Oleh karena itu, ia menyarankan Bandara Kualanamu mengoptimalkan pelayanan dan pengenaan tarif sebagai jawaban atas kesiapannya bersaing.

Selebihnya, Balqis menambahkan bahwa Kemenko Marives menyambut baik upaya yang tengah dilakukan oleh operator Bandara Internasional Kualanamu.

Hal ini, kata dia, sejalan dengan upaya kementeriannya untuk menindaklanjuti amanat Presiden Joko Widodo untuk menata ulang berbagai macam fungsi bandara di seluruh Nusantara.

Balqis menyebutkan dari 34 bandara, baru dua bandara yaitu, Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali telah memenuhi fungsi international hub bagi penumpang maupun kargo.

“Sebanyak 88 persen sudah diakomodir oleh kedua bandara tersebut,” ujar Balqis.

Ia lantas melanjutkan dalam melakukan pertimbangannya, Kemenko Marves melandaskan pada kebijakan ASEAN Open Sky, yang didalamnya berisi sejumlah kriteria, seperti kategori inbound penumpang, trafik penumpang internasional untuk kepentingan komersial, jumlah kargo dan panjang landasan alias runway.

Pemerintah juga mempertimbangkan unsur pemerataan pembangunan antara Indonesia bagian timur dan barat, sebagai salah satu alasan kuat penataan.

Akan tetapi, di atas berbagai ketentuan tadi, lanjut Balqis, kesiapan masing-masing bandara akan memainkan peran penting guna menentukan apakah peran sebagai international hub akan disandingkan kepadanya nanti.

Ia menilai bahwa Bandara Internasional Kualanamu sudah cukup memenuhi berbagai ketentuan yang dipersyaratkan. Kualanamu sudah memenuhi syarat ASEAN Open Sky dan selama ini juga telah menjadi hub bagi berbagai destinasi pariwisata di wilayah Sumatra Utara.

“Saat ini, yang perlu diantisipasi juga kesiapan airline dalam menanggapi rencana untuk menjadikan Kualanamu sebagai international hub ini. Bagaimana nantinya para airlines ini bisa menyiapkan diri,” ujar Balqis.

Veranita Yosephina Sinaga, CEO Air Asia Indonesia menyambut baik berbagai rencana pengembangan Bandara Kualanamu, termasuk ambisinya untuk menjadi International Hub.

Ia melanjutkan bahwa sebagai pelaku bisnis penerbangan yang melayani baik rute domestik maupun internasional, Air Asia bahkan mengalami kenaikan jumlah penumpang sebanyak tiga kali lipat dari masa sebelum pandemi untuk rute-rute domestik.

“Kami sungguh menunggu realisasi berbagai rencana pengembangan Kualanamu dan tentunya siap berkontribusi lebih jauh,” ujar Veranita saat sesi tanya jawab berlangsung.

Kepala Direktorat Transportasi Udara pada Kementerian Perhubungan, Ade Kusmana, yang juga menjadi salah satu pembicara, menyatakan bahwa Kementerian Perhubungan masih terus mengkaji dan mempelajari rencana besar penataan bandara ini.

Terkait dengan ambisi Kualanamu untuk menjadi international hub, Ade mengakui bahwa langkah yang diambil oleh Bandara Internasional Kualanamu sudah berjalan di jalan yang benar.

“Banyak potensi yang bisa dikembangkan sehingga dapat menjadi hub,” ujarnya.

Hengky Hotma Parlindungan Manurung, Deputi Bidang Industri dan Investasi pada Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif menyatakan kementeriannya sangat mendukung upaya tersebut.

Sebab di wilayah Sumatra Utara terdapat Danau Toba, salah satu destinasi wisata super prioritas yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Kami mendukung upaya untuk memperbesar aksesibilitas guna mendukung pemulihan kunjungan ke Danau Toba,” ujar Hengky.

 

 

Halaman: