RS Dharmais Kembangkan Pusat Kanker Wanita dan Anak

Dok RS Kanker Dharmais
Penulis: Yanuar
18/11/2022, 16.47 WIB

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Bersama lima rumah sakit lainnya terpilih dalam proyek bantuan Islamic Development Bank (IsDB) untuk pengembangan fisik bangunan, pemutakhiran peralatan kesehatan, peningkatan kapasitas SDM, dan layanan project management.

Ground breaking proyek bernama The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project Islamic Development Bank Project IDN-1031 itu, dilaksanakan pada Kamis (17/11).

"Proyek ini dimanfaatkan untuk membangun Woman and Child Cancer Care Building sekaligus mewujudkan cita-cita Rumah Sakit Kanker Dharmais memberikan layanan unggulan di bidang penanganan kanker bagi wanita dan anak," kata Plt. Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Anjari dalam acara Ground Breaking yang dilaksanakan di Auditorium Dharmais.

Pengembangan pelayanan unggulan yang disiapkan pada Woman and Child Cancer Care Building ini,  antara lain terkait fasilitas Rehabilitasi Medik, Pelayanan Onkologi, Center of Excellence-breast, Center of Excellence-Cervics, High Care Unit (HCU), Intensive Care Unit (ICU), Pediatrics Intensive Care Unit (PICU), Chemotherapy, serta Ruang VVIP.

Pelayanan khusus untuk perempuan dan anak-anak Rumah Sakit Kanker Dharmais ini, terletak pada bagian sisi barat berupa bangunan 18 lantai dan tiga basement seluas 35.680 meter persegi. Bentuk dasar menara Woman and Child Cancer Care Building, diambil dari metafora wanita dan anak-anak, serta proses penyembuhan sel kanker.

Hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang berbeda-beda.  Konsep arsitekturnya   tidak terlepas dari bangunan eksisting, sehingga keberadaannya diharapkan menjadi penegasan Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional.

Dalam kesempatan itu, Anjar mengajak masyarakat mencegah kanker dengan CERDIK, yakni cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik/olahraga, diet sehat gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

“Walaupun kini kita diberikan fasilitas kesehatan yang lebih baik, akan tetapi mencegah adalah tindakan tercerdik yang perlu kita lakukan sejak dini dan dari diri sendiri demi diri sendiri dan orang-orang tercinta di sekitar kita, serta demi Indonesia lebih sehat,” katanya.

Menkes Ingatkan Target Pengembangan Kesehatan 2025

Dalam sambutannya di acara ground breaking yang terpusat di Bali, Menteri Kesehatan  Budi G. Sadikin mengingatkan tentang target pengembangan kesehatan 2025 adalah peningkatan status kesehatan masyarakat berdasarkan peningkatan angka harapan hidup, penurunan angka kematian anak dan ibu hamil.

Untuk mencapai tujuan ini,salah satunya adalah layanan kesehatan di enam rumah sakit rujukan nasional harus diperkuat secara komprehensif dan terintegrasi demi meningkatkan akses dan kualitas layanan primer dan layanan kesehatan rujukan.

Keenam rumah sakit yang dilibatkan proyek ini adalah Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Persahabatan Jakarta, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan RSUP Prof I.G.N.G. Ngoerah Bali.

Transformasi layanan rujukan dalam bentuk penataan sistem dengan pengembangan jejaring rumah sakit rujukan nasional, provinsi, dan regional, serta penguatan tata laksana rujukan.

Saat ini pengembangan layanan unggulan diarahkan pada sembilan jenis penyakit prioritas dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi secara nasional yaitu jantung, kanker, diabetes melitus, ginjal, hati, stroke/otak, kesehatan ibu dan anak (KIA), tuberkulosis, dan penyakit infeksi.

Bantuan proyek ini sejalan dengan misi IsDB untuk mengurangi kemiskinan, mendorong pembangunan manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi Islam, perbankan dan keuangan, serta meningkatkan kerja sama antara negara-negara anggota melalui mitra pembangunan IsDB.

Hal ini sejalan dengan tujuan SDG’s 2030 di antaranya memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan target pada 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran dan mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita.

Selain itu, setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah - rendahnya 25 per 1000 kelahiran. 

Untuk mencapai target SDG’s tersebut masih dibutuhkan berbagai upaya percepatan. Kebijakan Kementerian Kesehatan, melalui transformasi pelayanan kesehatan yang terdiri dari enam pilar yaitu Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.